GMR Airports Consortium merupakan patungan antara GMR Group dari India dan Aéroports de Paris Group (ADP) dari Prancis. GMR Airports Consortium memenangkan tender mengelola Kualanamu bersama PT Angkasa Pura II (51 persen saham) selama 25 tahun dengan skema kemitraan. Pengelolaan bandara dengan skema kemitraan ini senilai Rp84 triliun.
Angkasa Pura Aviasi memproyeksikan porsi penumpang penerbangan internasional bakal meningkat menjadi 32 persen pada 2030 dari porsi 18 persen pada 2023.
Untuk rencana pengembangan hub internasional ini di tengah dominasi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Banten dan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali dalam melayani penumpang penerbangan internasional di Indonesia.
Bahkan, Angkasa Pura Aviasi telah merencanakan lima tahap pembangunan untuk Bandara Kualanamu, dengan menambah area terminal di bandara terbesar ketiga Indonesia. Pembangunan ini akan menambah kapasitas seiring dengan pertumbuhan penumpang mulai dari 2023 hingga 2044.
Rifai menambahkan, pihaknya juga berencana untuk menambahkan landasan pacu kedua ketika Bandara Kualanamu mencatat kira-kira 30 juta penumpang per tahun yang diproyeksikan akan terjadi pada 2032.
"Bandara Kualanamu yang melayani rute internasional dengan tujuan empat negara tersebut menggunakan pesawat maskapai penerbangan, yakni Indonesia AirAsia, Singapore Airlines, Lion Air, Citilink, dan Batik Air. Data Bandara Internasional Kualanamu saat ini melayani 15.000 hingga 17.000 orang penumpang dengan pergerakan pesawat 120 sampai 130 kali frekuensi pada rute domestik maupun internasional setiap hari," pungkasnya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait