MEDAN, iNewsMedan.id - Harga karet sejak awal Januari hingga akhir Agustus 2022 mengalami kecenderungan turus menurun. Pada 3 Januari harga karet TSR20 di bursa berjangka Singapora (SGX) tercatat 175,1 cent AS per kg.
Harganya pun cenderung turun hingga pada 9 Mei tercatat 155.8, perdagangan hari selanjutnya memang mengalami peningkatan sementara hingga akhirnya terus menurun pada 1 September tercatat 133,3.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Sumut, Edy Irwansyah mengatakan, tingkatan harga saat ini sudah pada posisi rugi, tergantung jenis produsennnya. Bila produsennya adalah rakyat maka harga pokok produksinya berkisar 2 sampai 2,5 USD per kg, tergantung besar kecilnya kepemilikan kebun. Sedangkan produsen dari perusahaan perkebunan berkisar 1,1 sampai 1,6 USD; tergantung besar kecilnya luas lahan kebun.
"Penurunan ini dipicu potensi kenaikan lebih lanjut suku bunga dan ekonomi Cina yang lebih lemah dan kekhawatiran akan resesi global. Faktor Cina cukup dominan mengingat negara ini adalah konsumen karet nomor satu dunia. Tiga besar konsumen utama karet dunia secara berurutan pada tahun 2021 adalah Cina (41,2%), India (8,7%), USA (6,7%). Saat ini, buyer tertentu telah mengurangi dan ada yang berhenti sementara pembelian dari Sumatera Utara," katanya, Senin (5/9/2022).
Edy menjelaskan, pabrik pengolahan karet di Sumatera Utara (Sumut) saat ini mengalami tekanan yang semakin berat, penurunan harga terus tak terbendung dan sementara bahan baku juga semakin berkurang karena sebagian petani karet beralih ke pekerjaan lain yang dianggap lebih menguntungkan. Selama Periode 2019-2022 ada 3 pabrik karet tutup dan 2 pabrik karet berhenti sementara.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait