4. Pulau Nusa Barong
Pulau Nusa Barong, Jember, Jawa Timur masuk dalam daftar pulau paling angker di Indonesia. Keindahan Pulau Nusa Barong sangat menarik meskipun jumlah penduduknya tak banyak.
Pulau Nusa Barong di Jember masuk deretan pulau paling angker di Indonesia. (Foto: BKSDA)
Di balik keindahan pulau kecil ini terdapat cerita horor yang menyertainya. Pulau Nusa Barong sempat ramai penduduk sebelum diserang oleh Belanda saat masa penjajahan.
Penduduk sekitar percaya bahwa pulau ini dihuni ular raksasa. Selain itu, pulau ini kerap dijadikan lokasi bagi mereka yang ingin belajar ilmu hitam.
5. Pulau Onrust
Pulau paling angker di Indonesia berikutnya yaitu Pulau Onrust. Pulau ini berada di kawasan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pulau Onrust pada tahun 1911 hingga 1933 merupakan sanatorium TBC sekaligus menjadi pusat karantina jemaah haji yang baru pulang dari Makkah.
Pulau Onrust di Kepulauan Seribu masuk daftar pulau paling angker. (Foto: kemdikbud)
Setelah menjadi tempat karantina haji, pulau ini juga menjadi lokasi tawanan para pemberontak dalam Kejadian Kapal Tujuh. Di pulau ini, ada makam Belanda yang dilengkapi dengan legenda Maria van de Velve, yaitu noni Belanda yang meninggal dunia tahun 1721.
Berdasarkan informasi yang ada, Maria meninggal dunia karena bunuh diri dan arwahnya kerap muncul serta berkeliaran di Pulau Onrust. Mitosnya, pengunjung dilarang memakai baju warna merah atau penampakan Maria akan muncul.
6. Pulau Kelor
Pulau paling angker di Indonesia berikutnya yaitu Pulau Kelor. Pulau ini masih berada dalam gugusan Kepulauan Seribu yang merupakan bagian dari wilayah administratif DKI Jakarta yang luasnya hanya 28 hektare.
Pulau ini memiliki Benteng Martello yang merupakan peninggalan zaman VOC ketika berperang melawan Portugis pada abad ke 17. Benteng dan pulau tersebut hancur pada tahun 1883 karena letusan dahsyat Gunung Krakatau.
Hal tersebut membuat hampir seluruh tentara di sana meninggal. Kini, banyak orang yang menganggap Pulau Kelor sangatlah angker. Seringkali, terdengar suara tentara berbaris dengan hentakan kaki di sekitar bekas Benteng Martello berdiri.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait