MEDAN, iNewsMedan.id - Wacana kenaikan harga BBM sebelumnya sempat membuat kuatir masyarakat yang kemungkinan munculnya aksi spekulan yang bisa saja menaikkan harga sebelum harga BBM tersebut dinaikkan.
Hal itu disampaikan Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin yang mengaku ia beserta tim melakukan observasi, dimana belum ditemukan adanya kenaikan harga diluar batas kewajaran atau terindikasi adanya aksi spekulan.
"Kenaikan harga telur ayam belakangan ini, meskipun di wilayah Sumut terpantau hanya naik tipis dalam sepekan atau sebulan terakhir. Namun indikasi menunjukan program bantuan sosial pemerintah yang menciptakan kenaikan harga tersebut. Meski demikian masyarakat yang mendapatkan bantuan sosial (bansos) justru bisa mendapatkan sumber protein dengan cuma-cuma tanpa harus terpengaruh dengan kenaikan harga telur itu sendiri," ujarnya di Medan, Senin (29/8/2022).
Dia menjelaskan, untuk permintaan telur di Sumut juga mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan harga telur di Pulau Jawa. Selanjutnya, pada akhir tahun 2021, juga terlihat banyak keluhan khususnya di Pulau Jawa dari peternak ayam petelut yang mengeluhkan penurunan harga.
Hal itu bisa saja menjadi pendorong penurunan jumlah stok telur ayam atau justru membuat peternak enggan membuka usahanya kembali.
"Untuk harga daging ayam, di Medan belakangan memang mengalami kenaikan cukup tinggi. Namun, saya masih menemukan bahwa dilapangan stok juga bermasalah, khususnya dari peternak ayam mandiri. Sehingga memicu terjadinya kenaikan harga," ujarnya.
Lebih lanjut, untuk komoditas cabai, harganya juga mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir, khususnya cabai merah. Namun ia berkesimpulan bahwa faktor cuaca masih mendominasi pemicu kenaikan harga cabai merah. Curah hujan yang tinggi menjadi asal musabab sulitnya cabai merah turun harga dalam sepekan belakangan ini.
Harga beras di beberapa titik juga mengalami kenaikan meskipun terbilang tidak banyak. "Akan tetapi saya sudah mewanti-wanti kemungkinan kenaikan harga beras tersebut jauh hari sebelumnya. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga pupuk dan pestisida, ditambah dengan daya beli petani yang terpukul. Sehingga berpeluang menggiring kenaikan harga beras nantinya," tuturnya.
Gunawan menambahkan, bansos pemerintah belakangan ini juga memasukan beras sebagai salah satu komoditas bantuan yang disalurkan kepada masyarakat. Untuk itu kita berharap kepada TPID, Pemerintah Daerah ataupun SATGAS Pangan untuk terus berada di pasar melakukan pengawasan terhadap distribusi kebutuhan pangan belakangan ini. Sehingga harga yang tercipta bukan merupakan imbas dari wacana kenaikan harga BBM yang belum berkesudahan.
Ditempat terpisah, pedangang bahan pokok di Pasar Halat Medan, Alex menambahkan, untuk harga telur ayam memang mengalami kenaikan namun untuk daya beli masyarakat cenderung normal.
"Meski pembelian dari masyarakat tidak terlalu banyak, namun masih terpantau normal. Ada banyak pilihan harga telur ayam, dan biasanya jika telur mengalami kenaikan harga, pembeli cenderung memilih harga telur yang termurah, di antaranya mulai dari Rp1.500 per butir hingga Rp1.900 per butir," pungkas Alex.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait