Pendidikan di Era Digital: Guru Bukan Lagi Sumber Ilmu, Harus Jadi Fasilitator
Sofyan Tan menambahkan, anak-anak saat ini memang menguasai teknologi dan media sosial, namun belum tentu memahami literasi digital. Bisa jadi mereka pandai membaca, tapi belum tentu memahami. Ada yang memahami, tapi belum tentu bisa mengimplementasikannya. Di sinilah peran guru mengarahkan agar mereka bijak dalam bermedsos dan mampu memetik nilai positif dari teknologi.
Tak hanya soal teknologi, Sofuan Tan juga menyoroti masalah kesejahteraan guru. Ia mengungkapkan bahwa saat ini DPR tengah menyusun RUU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang salah satu poin pentingnya adalah peningkatan kesejahteraan dan perlindungan bagi guru.
“Guru negeri dan swasta harus sama derajatnya. Tidak boleh dibeda-bedakan. Percayalah, kami sedang memperjuangkan agar anggaran 20 persen pendidikan benar-benar dirasakan untuk kesejahteraan guru,” tegasnya.
Sofyan Tan juga menyinggung perlunya perlindungan hukum bagi guru. “Jika guru tidak sejahtera dan tidak dilindungi, profesi ini akan semakin tidak dihargai. Bisa jadi, orang tua pun enggan anaknya berjodoh dengan guru,” ujarnya setengah berkelakar.
Workshop ini juga dihadiri Widyaprada Ahli Utama Kemendikdasmen, Dr. H. Subandi, M.M, yang mengingatkan para guru agar berhati-hati menggunakan media sosial. “Banyak kasus viral yang melibatkan guru dan kepala sekolah. Jangan bermain-main dengan media sosial bila tidak menguasainya,” pesannya.
Editor : Ismail