get app
inews
Aa Text
Read Next : Rektor UDA Imbau Mahasiswa Bayar Uang Kuliah Secara Resmi, Hindari Nilai Tidak Tercatat PDPT

Akses Kampus Sempat Ditutup, Mahasiswa Darma Agung Menangis: Nasib Pendidikan Kami Terancam

Senin, 06 Oktober 2025 | 13:42 WIB
header img
Mahasiswa Universitas Darma Agung (UDA) dilarang masuk ke lingkungan kampus pada Senin (6/10/2025) sekitar pukul 07.45 WIB. Foto: Istimewa

MEDAN, iNewsMedan.id - Mahasiswa dan alumni Universitas Darma Agung (UDA) menyuarakan keprihatinan mendalam dan mendesak percepatan penyelesaian konflik dualisme yayasan yang terus berlarut-larut, menegaskan bahwa mereka adalah pihak yang paling menderita akibat kisruh internal tersebut.

Keresahan ini disampaikan setelah para mahasiswa sempat dilarang masuk ke lingkungan kampus pada Senin pagi (6/10/2025) sekitar pukul 07.45 WIB. Aksi penutupan akses utama kampus tersebut, yang diduga atas perintah salah satu pihak yang berseteru (HNK), mengakibatkan dosen, pegawai, dan mahasiswa terlantar. Baru setelah melalui perdebatan dan ketegangan yang melelahkan, akses dibuka kembali pada pukul 09.30 WIB.

Sejumlah mahasiswa mengungkapkan kesedihan mereka karena harus melalui proses ketegangan dan perdebatan setiap kali ingin memasuki lingkungan kampus mereka sendiri. "Kami sangat sedih, selalu harus melalui proses debat dan ketegangan baru bisa masuk kampus," kata seorang mahasiswa kepada wartawan, Senin (6/10/2025).

Mahasiswa menegaskan bahwa konflik yang tak kunjung tuntas ini mengganggu proses belajar mengajar, proses akreditasi, penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda. Mereka khawatir akan nasib pendidikan mereka ke depan.

"Dualisme yayasan ini harus diselesaikan, karena korbannya hanya mahasiswa," tegas mereka.

Mahasiswa secara tegas meminta agar semua elemen yang terlibat dalam penyelesaian konflik UDA, seperti Kemendikristek, pengadilan, dan Menkumham, segera bertindak arif, bijaksana, dan mempercepat penyelesaian persoalan dualisme ini.

"Semua elemen yang terlibat dalam penyelesaian konflik UDA tidak berpihak dalam mengambil keputusan. Semua harus sesuai dengan aturan yang benar," tegas mahasiswa, menambahkan bahwa intervensi dan keberpihakan akan membuat konflik tak akan pernah tuntas.

Sorotan tajam juga diarahkan kepada ahli waris yayasan UDA dan dosen. Para mahasiswa mendesak ahli waris untuk turun tangan dan tidak hanya berdiam diri menyaksikan konflik terus bergulir.

"Kami seluruh mahasiswa minta para ahli waris yayasan UDA turun tangan jangan hanya berdiam diri. Mohon para ahli waris agar punya hati agar konflik ini segera berakhir. Kami sangat menderita," pinta mereka.

Sementara itu, para dosen diminta untuk tidak melakukan manuver atau memanfaatkan dualisme yayasan, karena dianggap memperparah persoalan. "Para dosen-dosen harus sadar diri, UDA bukan milik mereka karena UDA punya para ahli waris," teriak mahasiswa.

Sejumlah alumni UDA turut menyuarakan keprihatinan mendalam dan sependapat dengan tuntutan mahasiswa. Alexander Gulo, salah seorang alumni, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemangku kebijakan yang terkesan membiarkan konflik ini berlarut-larut.

"Kasian sekali adik-adik mahasiswa. Karena keserakahan mahasiswa yang jadi korban," katanya.

Alumni juga berharap para dosen tidak terlibat terlalu jauh apalagi sampai berpihak, serta mendesak para ahli waris untuk segera turun tangan karena memiliki kewenangan mutlak dalam penyelesaian konflik dualisme yayasan UDA ini. Mereka menekankan bahwa kisruh ini telah menyebabkan penunjukan dua rektor di UDA, yang pada akhirnya menjadikan mahasiswa sebagai korban utama.

Editor : Jafar Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut