Lemtara Penghubung Strategis Kebijakan Nasional dan Aksi Nyata Lapangan

Meski demikian, Masrizal juga mengakui adanya tantangan, seperti keterbatasan kapasitas teknis kelompok penerima manfaat, dinamika internal komunitas, dan sinkronisasi program lintas lembaga. Ia menekankan bahwa fasilitasi tidak hanya sebatas pendampingan teknis, tetapi juga membangun kepercayaan dan komitmen jangka panjang.
Pembelajaran penting yang didapat dari implementasi RBP REDD+ adalah kebutuhan akan mekanisme distribusi manfaat yang transparan dan partisipatif, serta integrasi program dengan perencanaan pembangunan daerah. Hal ini, menurutnya, akan membuat masyarakat merasa memiliki dan secara langsung menjadi penjaga terdepan hutan.
Selain Masrizal, diskusi ini juga dihadiri oleh perwakilan dari BPDLH, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, yang turut menyoroti bagaimana dana RBP REDD+ dapat menjadi instrumen nyata dalam mendorong aksi mitigasi perubahan iklim dan pelestarian hutan di Indonesia.
Editor : Jafar Sembiring