Sumatera Utara Masuk Daftar Enam Provinsi dengan Jumlah Balita Stunting Terbanyak di Indonesia

Program penguatan kualitas layanan di Posyandu juga terus dilakukan dengan distribusi 300.000 alat antropometri, didukung oleh program ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan (PMT), dan imunisasi.
“Yuk, jangan lupa, tahun ini target kita 18,8%,” tutup Menkes Budi.
Sementara itu, Kepala BKPK Kemenkes RI, Prof. Asnawi Abdullah, menekankan pentingnya hasil SSGI 2024 sebagai landasan pengambilan kebijakan berbasis data. “Alhamdulillah, SSGI 2024 telah terlaksana dengan sangat baik dan menghasilkan data status gizi mulai dari tingkat nasional hingga kabupaten/kota. Ini menjadi fondasi penting untuk memperkuat kebijakan berbasis data,” ujarnya.
Menurutnya, survei 2024 berhasil mencegah sekitar 337.000 balita dari risiko stunting, melampaui target RPJMN sebesar 325.000 balita. Meski demikian, Prof. Asnawi menyoroti adanya ketimpangan prevalensi antarwilayah dan kelompok sosial ekonomi.
“Prevalensi stunting sangat bervariasi. Misalnya, pada kelompok pendapatan sangat rendah, angkanya jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok pendapatan tinggi. Ini menjadi catatan penting untuk penajaman intervensi,” tambahnya.
SSGI 2024 mencakup 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota, dengan dukungan kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, dan mitra internasional seperti WHO, SEAMEO RECFON, dan Prospera.
Seluruh hasil survei telah tersedia dalam bentuk buku dan dapat diakses publik melalui situs resmi BKPK Kemenkes. “Tujuan utama diseminasi ini adalah agar data SSGI dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan, evaluasi program, dan identifikasi wilayah prioritas. Semoga hasil ini semakin memperkuat intervensi yang berdampak nyata bagi bangsa,” tutup Prof. Asnawi.
Editor : Ismail