get app
inews
Aa Text
Read Next : Warga Tanjung Selamat Apresiasi Bantuan Sapi Kurban dari Bupati Deli Serdang 

Ricuh Warnai Eksekusi Bangunan di Lahan Sengketa 11,4 Ha Medan Estate

Jum'at, 09 Mei 2025 | 14:05 WIB
header img
Ricuh Warnai Eksekusi Bangunan di Lahan Sengketa 11,4 Ha Medan Estate. Foto: Istimewa

MEDAN, iNewsMedan.id - Sejumlah bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 11,4 hektare di kawasan Medan Estate, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, dieksekusi, Jumat (9/5/2025). Meskipun sempat diwarnai perlawanan dari warga, proses eksekusi bangunan rumah dan tempat usaha akhirnya berjalan lancar dengan bantuan dua unit alat berat excavator.

Lebih dari sepuluh bangunan, termasuk rumah tinggal, perusahaan, dan bahkan sebuah bank, tak luput dari perobohan. Warga yang sebelumnya bertahan akhirnya pasrah saat petugas mengeluarkan barang-barang mereka secara paksa dari bangunan yang akan diratakan dengan tanah.

Sebelum tindakan eksekusi dilakukan, tim juru sita Pengadilan Negeri (PN) Lubuk Pakam terlebih dahulu membacakan surat penetapan eksekusi di lokasi. Bistok Arnold Sianipar, salah satu anggota tim Juru Sita PN Lubuk Pakam, menjelaskan bahwa eksekusi ini dilaksanakan berdasarkan Surat Penetapan Nomor : 19/Pdt.Eks/2023/PN Lbp jo.242/Pdt.G/2020/PN Lbp.

"Penggugatnya adalah PT United Orta Berjaya melawan 19 tergugat," jelas Bistok didampingi timnya, Ashari Siregar dan Agustinus, di lokasi eksekusi. 

Ia menambahkan bahwa penggugat mengajukan gugatan atas dasar Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) melawan 19 pihak tergugat.

"Mereka terdiri dari masyarakat, pengusaha, dan sebuah bank," ujar Bistok.

Sementara itu, salah seorang warga tergugat, Darwita (77), mengungkapkan bahwa dirinya telah puluhan tahun menduduki lahan tersebut sebagai ahli waris dari orang tuanya dan mengklaim memiliki Surat Keputusan (SK) Camat sebagai dasar kepemilikan.

"Kami sudah puluhan tahun tinggal di sini. Pajaknya kami bayar sama pemerintah. Kami punya SK Camat," ujar Darwita dengan nada lirih sambil duduk di kursi roda didampingi suaminya, Asmaradana (83).

Sambil menahan kesedihan, Darwita memohon perhatian pemerintah terhadap nasib mereka dan meminta agar diberikan tempat tinggal yang layak bagi warga yang terdampak penggusuran. 

"Katanya saja Indonesia sudah merdeka, tapi rakyatnya digusur dan tidak punya tempat tinggal," ujarnya dengan suara bergetar.

Editor : Jafar Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut