MEDAN, iNewsMedan.id - Hanya 30 persen bisnis keluarga yang mampu bertahan hingga generasi kedua dan kurang dari 4 persen yang mencapai generasi keempat, menurut studi EY dan Kennesaw State University (2015).
Namun, dua perusahaan keluarga di Indonesia, yaitu Cimory dan Cleo, telah membuktikan bahwa keberlanjutan bisnis keluarga dapat dicapai dengan langkah strategis. Melalui Initial Public Offering (IPO), perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya memperkokoh pondasi perusahaan untuk alih generasi, tetapi juga membuka peluang transformasi ke arah profesionalisme dan pertumbuhan yang lebih tinggi.
Cimory (CMRY)
PT Cisarua Mountain Dairy Tbk, atau lebih dikenal dengan Cimory, didirikan pada tahun 2004 oleh Bambang Sutantio dengan misi mendukung peternak sapi perah lokal di Cisarua, Bogor, dan menyediakan produk nutrisi berkualitas bagi masyarakat sekitar.
Bahkan, bisnis keluarga ini berkembang menjadi produsen makanan dan minuman protein terkemuka di Indonesia, dengan dairy brand yang cukup dikenal oleh masyarakat.
Pada tahun 2021, Cimory melakukan IPO untuk ekspansi perusahaan sekaligus mempersiapkan generasi kedua, Farell Sutantio, putra pertama dari Bambang Sutantio yang memperoleh kepercayaan untuk meneruskan perjalanan bisnis Cimory.
Setelah IPO yang sukses pada tahun 2021 dengan perolehan dana sekitar Rp3,66 triliun, Cimory berhasil meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jaringan distribusi. Cimory mengalami pertumbuhan laba bersih yang begitu signifikan, dengan kenaikan sebesar 602 persen dari Rp177 miliar pada tahun 2020 (sebelum IPO) menjadi Rp1,24 triliun pada tahun 2023.
Kepala Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara, Muhammad Pintor Nasution mengatakan, IPO tidak hanya mendorong pertumbuhan Cimory secara finansial, tetapi juga memperluas dampaknya bagi masyarakat dan lingkungan. Melalui program Miss Cimory, perusahaan telah memberdayakan lebih dari 6.000 perempuan yang tersebar di lebih dari 200 Miss Cimory Center di pulau Jawa, Sumatera, dan Bali, sementara kemitraan dengan lebih dari 10.000 peternak sapi perah lokal meningkatkan produktivitas dan pendapatan para peternak.
Editor : Odi Siregar