Musim Hujan Picu Lonjakan DBD, Pemrov Sumut dan Takeda Serukan 3M Plus dan Vaksinasi

MEDAN, iNewsMedan.id- Musim hujan membawa ancaman serius berupa peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, hingga minggu ke-46 tahun 2024 tercatat 218.356 kasus DBD di Indonesia dengan 1.259 kematian. Provinsi Sumatera Utara menyumbang 7.994 kasus dengan 52 kematian, menjadikannya salah satu dari 10 provinsi dengan kasus tertinggi di Indonesia.
Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, Rusdin Pinem mewakili Kadiskes Sumut, Muhammad Faisal Hasrimy mengungkapkan, lonjakan ini naik 100% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 4.687 kasus dengan 24 kematian.
“Musim penghujan meningkatkan risiko penularan virus dengue. Kasus tertinggi di Sumut terjadi di Kabupaten Karo, Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, dan Kabupaten Nias Selatan. Kami terus berupaya menekan angka ini melalui koordinasi dengan pemerintah pusat dan berbagai pihak,” ujarnya.
Sebagai upaya menekan penyebaran DBD, PT Takeda Innovative Medicines bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI meluncurkan kampanye "Langkah Bersama Cegah DBD" pada 29 November–1 Desember 2024 di Kota Medan. Presiden Direktur PT Takeda, Andreas Gutknecht, menyampaikan pentingnya sinergi dalam menghadapi wabah ini.
“Dengue menimbulkan beban besar bagi pasien dan keluarga. Setiap jiwa yang menjadi korban adalah tragedi yang seharusnya dapat dicegah. Kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi ancaman ini,” kata Andreas.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, dr. Ina Agustina Isturini, MKM., menekankan pentingnya edukasi masyarakat. “Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025 sudah berjalan, tetapi keberhasilannya bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Penerapan 3M Plus secara konsisten dan vaksinasi menjadi langkah penting, terutama di musim hujan saat risiko penularan meningkat,” ujarnya.
Spesialis Anak, dr. Dewi Sari, SpA, menjelaskan bahwa vaksinasi DBD kini menjadi salah satu langkah pencegahan inovatif yang telah direkomendasikan oleh asosiasi medis. “Vaksinasi dengue telah disarankan untuk berbagai kelompok usia. Anak-anak usia 6–18 tahun dapat divaksin sesuai pedoman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Sementara itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan vaksinasi bagi usia 19–45 tahun, dan Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI) untuk para pekerja di daerah endemik,” ujarnya.
Menurut dr. Dewi, vaksinasi perlu diberikan secara lengkap untuk memberikan perlindungan optimal. “Perlindungan komprehensif ini penting, tidak hanya bagi anak-anak tetapi juga seluruh anggota keluarga. Dengan melindungi keluarga, kita turut melindungi komunitas dari penyebaran virus dengue yang mematikan,” jelasnya.
Kampanye ini juga melibatkan publik figur seperti Indra Jegel, yang mengajak masyarakat untuk aktif mencegah DBD. “DBD tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada kondisi emosional dan finansial keluarga. Mari mulai dari langkah kecil, seperti menerapkan 3M Plus dan menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.
"Langkah Bersama Cegah DBD" di Medan merupakan bagian dari kampanye nasional #Ayo3MPlusVaksinDBD yang telah diselenggarakan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Kegiatan ini melibatkan edukasi di sekolah, pameran di pusat perbelanjaan, dan diskusi publik.
Dinas Kesehatan Sumut dan Kemenkes RI optimistis dengan kolaborasi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, angka kasus DBD dapat ditekan. Masyarakat diajak untuk lebih waspada dan proaktif dalam melindungi keluarga dari ancaman penyakit yang mengintai di musim hujan.
Editor : Ismail