Hendri juga menekankan pentingnya pemerintahan yang inklusif yakni pemerintahan yang bisa menyesuaikan diri dengan budaya dan adat istiadat lain, tidak hanya pada satu keturunan marga tertentu, namun juga pada marga dan budaya lain yang ada di Humbang Hasundutan.
“Kepemimpinan kami bukan hanya untuk satu marga, tetapi untuk seluruh marga dan semua budaya masyarakat di Humbang Hasundutan. Filosofi ‘holong do ondolan’ akan menjadi landasan kami untuk bekerja untuk semua marga dan suku,” tambahnya.
Holong do ondolan memiliki makna mengandalkan rasa cinta kasih dalam setiap prilaku dan tindakan.
Hal Ini menjadi dasar sekaligus prinsif utama dalam membangun komunikasi dua arah antara pemegang kebijakan dengan masyarakat dari segala strata sosial, suku, ras dan adat istiadat.
Komitmen tolak politik uang di Pilkada Humbang Hasundutan mendapat simpati dari tokoh-tokoh Pungguan Siraja Oloan.
Mereka sepakat bahwa praktik politik uang berdampak buruk dan akan mempengaruhi kepemimpinan kepala daerah yang terpilih nantinya, baik dalam menentukan kebijakan mau pun dalam mengelola keuangan daerah.
Salah seorang tokoh Pungguan Siraja Oloan, Mangatas Manullang, bahkan mengajak seluruh keluarga besar Pungguan Siraja Oloan untuk memenangkan pasangan Hendri – Yanto yang mengusung prinsif tolak politik uang, karena diyakini tidak akan tersandera oleh desakan untuk mengembalikan biaya politik yang telah dikeluarkan pada Pilkada Humbang Hasundutan 2024.
“Kami memang sudah lama rindu pemimpin macam ini. Punya kharisma seperti Raja Sisingamangaraja. Inilah saatnya kita bersatu. Kapan lagi Humbahas ini maju. Punya masa depan, kalau bukan dari sekarang ini. Kami mau ikut berjuang,” ujar Mangatas Manullang.
Editor : Chris