MEDAN, iNewsMedan.id - 105 mahasiswa FISIP USU berpartisipasi menjadi peserta kelas Sekolah Kebangsaan yang diadakan Tular Nalar Mafindo bersama FISIP USU yang berlangsung di Aula Fisip USU, Kota Medan, Jumat (8/11/2024).
Sekolah Kebangsaan merupakan program Tular Nalar untuk memberikan edukasi kepada pemilih pemula dan calon pemilih pemula agak lebih kritis dan bijak dalam memilih.
Sebagai negara demokrasi, pemilu adalah pesta demokrasi yang harus dirayakan dengan partisipasi aktif. Saat ini Indonesia sedang mempersiapkan Pilkada yang juga merupakan bagian dari Pemilu. Partisipasi dalam pilkada adalah bentuk tanggung jawab warga negara. Dengan berpartisipasi, masyarakat menjadi bagian dari sejarah bangsa.
Tular Nalar hadir untuk bergerak bersama mengawal demokrasi, mempersiapkan calon pemilih pemula dan pemilih pemula untuk dapat menanamkan kebiasaan berpikir kritis dalam menerima informasi khususnya informasi terkait politik.
Acara ini dibuka oleh kepala program studi Ilmu Komunikasi USU, Dra. Mazdalifah M.Si., Ph.D. Santi Indra Astuti selaku Program Manager turut menyampaikan sambutan melalui rekaman video yang disaksikan bersama dalam pembukaan acara.
"Tujuan mulia Tular Nalar hadir untuk menanamkan kebiasaan berpikir kritis dalam menghadapi arus informasi yang saat ini sangat menantang. Tular Nalar telah menjangkau banyak kalangan yang rentan terpapar hoaks, sehingga dapat diantisipasi sesegera mungkin melalui edukasi penginderaan hoaks," ujar Santi Indra Astuti.
Rachel Mia selaku fasilitator mengaku senang dan bangga bisa menjadi bagian Tular Nalar. Menurutnya, kegiatan ini bisa berbagi pengetahuan hingga mengedukasi mahasiswa terkait dengan literasi digital yang saat ini juga dikaitkan dengan Pilkada.
"Suatu kebanggaan karena tidak semua bisa menjadi fasilitator untuk kegiatan edukasi literasi digital seperti ini,” ungkap Rachel.
Selain itu, Zian Nabilla Barus selaku koordinator fasilitator menyampaikan apresiasi terhadap antusias peserta yang hadir di Sekolah Kebangsaan.
“Meskipun memang pagi ini dilanda hujan sehingga kegiatan cukup telat terlaksana, tetapi peserta tetap terlihat bersemangat dan antusias selama pemaparan materi, sesi games, hingga kuis,” jelas Zian.
Anggun, selaku fasilitator juga mengaku senang melihat antusias mahasiswa yang mau belajar dan terbuka untuk berdiskusi, serta berani memberikan jawaban ketika kuis berlangsung dalam Sekolah Kebangsaan.
"Peserta yang hadir sangat antusias juga aktif membuat saya sebagai fasilitator merasa puas ketika menjawab pertanyaan peserta," ujarnya.
Antusias peserta yang tinggi untuk mengikuti kegiatan ini menjadikan peserta menjadi interaktif dan mampu mengaplikasikan penginderaan hoaks melalui gim distorsi yang diberikan dan analisis berita hoaks dengan mengaplikasikan metode kacau IDE (Isi, Diri, Emosi).
Salah satu peserta, Nabilah Prayetna, mengaku mendapatkan banyak pengetahuan selama mengikuti Sekolah Kebangsaan.
“Saya dapat banyak banget pengetahuan baru, mulai dari demokrasi, penyebaran hoax, 3 kacau dalam penyebaran hoax, penginderaan hoax, sanksi dan masih banyak informasi lainnya. kakak fasilitator yang memberikan informasi juga sangat informatif dan asik sehingga kami bisa menyerap informasi serta bertukar pikiran,” jelas Nabilah.
Editor : Odi Siregar