"Kalau berdasarkan kontrak, bulan September 2022 ini kontraknya habis," ucapnya.
Ritami yang merupakan warga Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Cengkeh Turi, Kecamatan Binjai Utara, Binjai itu menuturkan sebagai seorang ibu, dirinya sempat mencoba menenangkan diri dan berharap anaknya bersama rekan-rekannya bisa segera dievakuasi, dan pulang ke rumah dengan keadaan selamat.
"Tapi, dari rekaman-rekaman video yang dikirim Raga dan saya lihat langsung, ada suara ledakan bom, lalu ada suara 'lari, lari,” bagaimana saya bisa tenang," katanya.
"Saya ngerti, anak saya akan dievakuasi jika situasi sudah aman. Tapi saya belum bisa tenang, karena anak saya belum dievakuasi," pintan Ritami.
Ritami mengungkapkan saat komunikasi ke anaknya sempat memberi pesan agar jangan posting-posting di media sosial (medsos), takutnya nanti orang yang tidak paham malah merespons negatif. Namun anaknya bersikeras untuk memposting di medsos, agar Pemerintah Indonesia tahu kondisi mereka seperti apa.
Editor : Odi Siregar