BINJAI, iNews.id - Salah satu keluarga WNI asal Kota Binjai yang anaknya masih terjebak di Kota Chernihiv, Ukraina bagian Utara sampai saat ini nangis usai telekonferensi dengan pihak Duta Besar Indonesia untuk Ukraina. Di mana, telekonferensi berlangsung di Command Center (BCC) Balai Kota, Jalan Jenderal Sudirman, Binjai, Senin (7/3/2022).
Ritami, ibunda dari Muhammad Raga Prayuga sambil membawa foto Raga berlinang air mata saat memberikan keterangan kepada para wartawan terkait kondisi sang anak yang saat ini sedang berada di Chernihiv, Ukraina.
Ukraina saat ini sedang dalam kondisi perang dengan Rusia. Sedangkan anak Rutami, Muhammad Raga Prayuga, bersama 8 orang warga Binjai dan Langkat, sedang di Ukraina berstatus pekerja di pabrik plastik milik orang Jordania.
"Kami memohon kepada pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi anak saya bersama teman-temannya di sana (Ukraina)," pintanya sambil menangis.
Ritami mengatakan, sebenarnya Raga sudah mau pulang ke Indonesia karena mendengar kabar soal perang. Hanya saja prosesnya sangat lamban, hingga akhirnya mereka tertahan di tengah kondisi perang Rusia dengan Ukraina.
"Kalau berdasarkan kontrak, bulan September 2022 ini kontraknya habis," ucapnya.
Ritami yang merupakan warga Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Cengkeh Turi, Kecamatan Binjai Utara, Binjai itu menuturkan sebagai seorang ibu, dirinya sempat mencoba menenangkan diri dan berharap anaknya bersama rekan-rekannya bisa segera dievakuasi, dan pulang ke rumah dengan keadaan selamat.
"Tapi, dari rekaman-rekaman video yang dikirim Raga dan saya lihat langsung, ada suara ledakan bom, lalu ada suara 'lari, lari,” bagaimana saya bisa tenang," katanya.
"Saya ngerti, anak saya akan dievakuasi jika situasi sudah aman. Tapi saya belum bisa tenang, karena anak saya belum dievakuasi," pintan Ritami.
Ritami mengungkapkan saat komunikasi ke anaknya sempat memberi pesan agar jangan posting-posting di media sosial (medsos), takutnya nanti orang yang tidak paham malah merespons negatif. Namun anaknya bersikeras untuk memposting di medsos, agar Pemerintah Indonesia tahu kondisi mereka seperti apa.
"Di situlah hancur perasaan saya, berarti kondisinya lagi bahaya di sana. Dia anak baik, saya gak punya harta apa-apa lagi selain dia," ucapnya berurai air mata.
Kata Ritami, Raga merupakan tulang punggung keluarga setelah ia dan suaminya berpisah. Raga bekerja untuk membantu ekonomi keluarga sekaligus membiayani adiknya yang sedang bersekolah di tingkat SMA.
"Umur Raga 21 tahun, dia tulang punggung keluarga. Dia (Raga) berharap, kalau pulang ke rumah dengan kondisi selamat, mau peluk saya," ungkapnya.
Saat ini ada 9 orang warga Binjai dan Langkat tertahan di tengah kondisi perang Ukraina dengan Rusia. Mereka berlindung di salah satu bungker untuk menyelamatkan diri, sembari menunggu proses evakuasi dari pihak Indonesia.
Adapun sambilan WNI yang berada di Kota Chernihiv, Ukraina itu adalah enam warga Binjai dan tiga warga Langkat di antaranya Iskandar, Muhamad Raga Prayuda, Muhamad Aris Wahyudi, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfirian, Rian Jaya Kusuma, Dedi Irawan, Zulham Ramadhan dan Amri Abas.
Editor : Odi Siregar