Zakiyuddin Terima Aspirasi Warga Soal Revitalisasi Cerobong Bakaran Batu di Medan Denai

MEDAN, iNewsMedan.id - Calon Wakil Walikota Medan, H Zakiyuddin Harahap berkunjungan ke Gang Pembangunan (Bakaran Batu), Jalan Menteng II, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Minggu (22/9/2024) sore.

Dalam kunjungan itu, pria yang akrab disapa Zaki tersebut ditemani oleh relawan Kerabat Zakiyuddin (Kerza). Bersama relawan Kerza ia ditemani mengelilingi Gang Pembangunan (Bakaran Batu) dan menyapa warga yang tinggal di rumah padat penduduk tersebut.

Baca Juga

Sosok Visioner dan Humanis, Jadi Alasan Garda Pemuda NasDem Dukung Rico-Zaki

Seperti diketahui di daerah ini juga terdapat salah satu cerobong dengan tinggi sekitar 26 meter. Dulunya cerobong ini merupakan cerobong bakaran batu milik perusahaan zaman Belanda yakni NV Deli Klei. Perusahaan ini merupakan pabrik batu bata dan genteng berdesain Eropa pertama yang berdiri di Kota Medan.

Saat menyerap aspirasi warga, kader Gerindra tersebut juga sempat berjumpa dan berdialog dengan Hutagalung, warga sekitar yang dulunya pernah bekerja di pabrik tersebut.

"Kalau lihat ini unik juga. Cerobong Bakaran batu ini punya sejarah ya. Uniknya pecah di tengah terbelah dua dan gak jatuh pula. Terkait permintaan warga saya melihatnya bahwa ini wilayah lahan Pemprov Sumut dan  harus koordinasi mau diapain," ujarnya.

Lebih lanjut Zaki mengatakan bahwa koordinasi ini penting karena pihaknya takut cerobong tersebut bisa tumbang. " Kalau ini tumbang bisa kena masyarakat. Jadi harus benar-benar di cek," jelasnya.

Ia dan warga berharap cerobong dan wilayah sekitar bisa direvitalisasi. "Kalau masuk cagar budaya ini harus dilestarikan dan itu pentingnya koordinasi dengan Pemprov Sumut dan berbagai pihak yang terkait karena ini di bawah ini ada pintu tiga tingkat yang sudah tertimbun tanah," sebutnya.

Sementara Hutagalung dan Pohan warga Medan Denai berharap Zakiyuddin bisa melakukan revitalisasi tersebut jika terpilih menjadi Wakil Walikota Medam.

"Kalau kami inginnya ini direvitalisasi kemudian tanahnya dibebaska. Biarkan masyarakat tinggal di sini," harapnya.

Editor : Odi Siregar