Tata menambahkan bahwa keterlibatan mereka di PON kali ini memberikan pengalaman baru yang berbeda. "Meski kami tidak ikut sebagai atlet, tapi juga membantu di balik layar. Sukanya tentu banyak, seperti bisa bertemu dengan orang-orang dari Sumut yang sangat ramah dan menyambut kami dengan baik," ungkap Tata.
Namun, mereka tak menampik bahwa ada juga tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait cuaca. “Di DKI panas, tapi disini cuacanya bisa mencapai 45 derajat. Itu tantangan tersendiri buat kami,” lanjut Tata.
Selama lebih dari seminggu di Medan, Tata dan Titi mulai merasa nyaman dengan suasana kota. "Di Medan, kami khawatir awalnya, tapi ternyata banyak hal menyenangkan di sini. Harga-harga juga terjangkau, bahkan lebih murah dibanding Jakarta. Misalnya, harga laundry di sini jauh lebih murah,” ujar Titi sambil tertawa.
Mereka juga tak lupa menikmati kuliner khas Medan. "Kami sudah mencoba mie Aceh, mie Bangladesh, dan seafood. Semuanya enak, terutama Wajir, itu the best pokoknya," cerita Tata dengan antusias.
Selain terlibat di PON, Tata dan Titi juga aktif di luar dunia olahraga. Keduanya mengajar sebagai guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di SMA di Tangerang, membuktikan bahwa meski fokus mereka saat ini berada di dunia hoki, mereka tetap menginspirasi generasi muda lewat pendidikan.
Keterlibatan Tata dan Titi di PON XXI Aceh-Sumut 2024 bukan hanya menunjukkan keahlian mereka di dunia olahraga, tetapi juga dedikasi mereka untuk mendukung olahraga Indonesia dari berbagai sisii.
Editor : Ismail