get app
inews
Aa Text
Read Next : Ratusan Tentara Rusia Ditangkap di Ukraina, Vereshchuk: Semua yang Ditangkap Terdaftar

Tentara Rusia Kirim Pesan: Mama, Aku Takut

Rabu, 02 Maret 2022 | 10:55 WIB
header img
Seorang tentara Rusia berkirim pesan kepada ibunya.Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya membacakan pesan teks pesan itu. Foto/via news.com.au

Selama sesi khusus darurat, Rusia membela keputusannya untuk menyerang tetangganya ketika negara demi negara mendesak perdamaian dari podium. Di sela-sela sesi, Washington mengatakan telah mengusir 12 diplomat Rusia di PBB dari negara Amerika Serikat atas tuduhan terlibat dalam kegiatan spionase yang merugikan keamanan nasional Amerika. 

Di aula Majelis Umum, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, memohon, pertempuran di Ukraina dihentikan. "Cukup sudah cukup," katanya.

Perwakilan lebih dari 100 negara diperkirakan akan berbicara selama tiga hari saat badan global memutuskan apakah akan mendukung atau tidak terhadap resolusi yang menuntut Rusia segera menarik pasukannya dari Ukraina. Pemungutan suara diharapkan digelar hari Rabu, dan harus mencapai ambang dua pertiga untuk lolos. 

Resolusi tersebut tidak mengikat tetapi akan menjadi penanda betapa terisolasinya Rusia. Perancang resolusi berharap mereka dapat melebihi 100 suara mendukung—meskipun negara-negara termasuk Suriah, China, Kuba dan India diharapkan untuk mendukung Rusia atau abstain. 

“Kami tidak merasa terisolasi,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia kepada wartawan. Dia mengulangi sikap Moskow, yang ditolak mentah-mentah oleh Kiev dan sekutu Baratnya, bahwa operasi militernya diluncurkan untuk melindungi penduduk daerah yang memisahkan diri di Ukraina timur. 

“Permusuhan dilepaskan oleh Ukraina terhadap penduduknya sendiri,” katanya dalam pidatonya. Diplomat Ukraina Kyslytsya mengtakan pemungutan suara di PBB juga dilihat sebagai barometer demokrasi di dunia di mana sentimen otokratis telah meningkat, menunjuk ke rezim seperti itu di Myanmar, Sudan, Mali, Burkina Faso, Venezuela, Nikaragua-dan tentu saja Rusia. “Jika Ukraina tidak bertahan, PBB tidak akan bertahan. Jangan berangan-angan,” kata Kyslytsya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut