Tapi semua itu berubah ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina Kamis pagi, dan serangan itu dimulai beberapa jam sebelum fajar dengan serangkaian serangan rudal.
Ini dengan cepat menyebar ke seluruh Ukraina tengah dan timur ketika pasukan Rusia menyerang negara itu dari tiga sisi, menjungkirbalikkan kehidupan puluhan juta orang Ukraina.
Pasangan itu, yang bertemu pada Oktober 2019 dalam sebuah protes di pusat kota Kiev, memutuskan ingin menikah karena mereka tidak yakin apa yang akan terjadi pada masa depan mereka.
“Situasinya sulit. Kami akan memperjuangkan tanah kami,” kata Arieva. “Kami mungkin bisa mati, dan kami hanya ingin bersama sebelum semua itu.”
Setelah pernikahan mereka, Arieva dan Fursin (24), seorang insinyur perangkat lunak, bersiap untuk pergi ke Pusat Pertahanan Teritorial setempat untuk bergabung dalam upaya membantu membela negara.
“Kita harus melindunginya. Kita harus melindungi orang-orang yang kita cintai dan tanah yang kita tinggali,” katanya.
“Saya berharap yang terbaik, tetapi saya melakukan apa yang saya bisa untuk melindungi tanah saya.”
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta