JAKARTA, iNewsMedan.id - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mencapai puncak prestasi sebagai parpol adalah saat Hamzah Haz terpilih menjadi wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputeri sebagai presiden.
Hamzah Haz terpilih menjadi wapres melalui proses pemilihan di Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 2001. Drama politik saat itu begitu terasa kental di gedung Parlemen di Senayan, Jakarta.
Hamzah Haz terpilih setelah mengalahkan sejumlah tokoh ternama lainnya yang ikut bertarung yakni Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Siswono Yudhohusodo.
Sebelum proses pemungutan suara dimulai banyak yang menganalisa bahwa Akbar Tandjung akan cukup mudah mengalahkan Hamzah Haz, SBY dan Siswono, ternyata tidak.
Awalnya, Akbar Tandjung yang juga Ketua DPR saat itu tidak berniat maju sebagai calon wapres . Partai Golkar justru mendukung Hamzah. Namun cerita politik berkata lain, Partai Golkar mengajukan Akbar Tandjung sebagai cawapres. Padahal sebelumnya sudah ada komitmen Partai Golkar memberi dukungan kepada Hamzah Haz.
Dukungan penuh kepada Hamzah Haz selain dari Fraksi PPP, Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendukung penuh. Selain dukungan dari Fraksi PDIP, keunggulan Hamzah juga didapat dari pendukung SBY, yakni Fraksi TNI/Polri.
Pemilihan cawapres kala itu dibagi menjadi dua putaran. Pada putaran pertama Hamzah berhasil mengungguli Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Siswono Yudhohusodo. Pada putaran kedua Hamzah Haz berhadapan dengan Akbar Tandjung.
Drama politik yang terjadi hingga larut malam bahkan hingga dinihari ternyata pemilihan cawapres dimenangkan Hamzah Haz
dengan meraih 340 suara. Sedangkan Akbar Tandjung terpaut jauh dan hanya memperoleh 237 suara.
Presiden Megawati Soekarnoputeri dan Wakil Presiden Hamzah Haz dilantik oleh MPR pada 10 Agustus 2001 dan masa baktinya berakhir pada 20 Oktober 2004.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta