LANGKAT, iNewsMedan.id - Tim investigasi gabungan TNI dan Polri melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam dan pengangkatan jenazah anggpta TNI AL Lettu Laut Dokter Eko Damara, yang diduga tewas bunuh diri pada 27 April lalu saat bertugas di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini.
Proses ekshumasi ini dilaksanakan oleh tim forensik Rumah Sakit Polda Sumatera Utara dengan bantuan tim TNI di pemakaman umum di Dusun Serbajadi, Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pada Senin pagi.
Sejumlah petugas TNI tampak berjaga-jaga di sekitar lokasi pemakaman untuk menjaga kelancaran proses ekshumasi.
Ekshumasi ini merupakan tindak lanjut dari pembentukan tim investigasi Mabes TNI, setelah keluarga almarhum meminta dilakukan autopsi karena ditemukan sejumlah kejanggalan pada jenazah.
"Hasil dari proses ekshumasi ini nantinya akan disampaikan kepada penyidik Mabes TNI untuk mengetahui penyebab meninggalnya Lettu Laut Dokter Eko Damara," ujar Kasat Lidkrim Mabes TNI, Kolonel Pom Jefri Purba
Sementara itu, keluarga almarhum Lettu Eko Damara berharap dengan adanya ekshumasi ini dapat mengungkap sebab musabab meninggalnya Eko.
"Informasi yang diterima pihak keluarga menyebutkan bahwa Eko tewas bunuh diri dengan luka tembak di bagian kepala di tempat tugasnya di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan," ujar Abdul Satar Siahaan, paman almarhum
Kematian perwira TNI AL ini mengejutkan keluarganya, karena Lettu (K) Dokter Eko Damara telah sebelas bulan bertugas di Yonkest Satu Marinir yang diperbantukan di Satgas Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir.
Eko ditempatkan di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, dan rencananya akan pulang bulan depan setelah mengakhiri masa tugasnya di Papua.
Setelah perjalanan panjang dari Papua Pegunungan, jenazah Eko Damara tiba pukul 3 sore pada Senin 29 April di kampung halamannya. Pada hari itu juga, jenazah dimakamkan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Saat melihat kondisi jenazah Eko Damara, pihak keluarga menemukan sejumlah kejanggalan. Keluarga menemukan sejumlah lebam tak wajar di bagian punggung, termasuk adanya sundutan rokok. Di bagian mata juga ditemukan lebam.
Hingga saat ini, keluarga hanya menerima surat fotokopi kematian Eko dari Rumah Sakit Umum Daerah Dekai, tempat Eko dirawat sebelum akhirnya meninggal dunia.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta