Pada masa itu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam mulai berdakwah secara terang-terangan, namun mendapatkan perlawanan keras dari kaum kafir Quraisy dan terjadi penyiksaan terhadap para sahabat Nabi. Maka, Rasulullah meminta para sahabat yang dipimpin Ja'far bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu untuk hijrah ke Habsyah (Ethiopia).
"Nabi meminta sebagian para sahabat yang berhijrah mendapatkan syafaat yang baik untuk melanjutkan delegasi keislaman. Tahun 615 Hijriah menjadi gelombang pertama sahabat Nabi yang dipimpin oleh Jafar bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu ke negeri yang disebut Habsyah," sambungnya.
Dari perjalanan hijrah ke Habsyah inilah, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan para sahabat mulai mengembangkan dakwah Islamiyah. Ketika diperlakukan baik di Habsyah, sebagian sahabat melanjutkan ekspedisinya. Rombongan sahabat bertolak dari Ethiopia menuju negeri China.
Dalam perjalanan menuju China, para sahabat singgah di Kota Barus. Di sana, mereka menebarkan risalah Islam hingga menyebar ke Aceh, Pulau Jawa, hingga ujung Papua. Dakwah para sahabat ini bahkan mencapai Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, dan Thailand Selatan.
Jika ditanya kapan fase penyebaran Islam di Nusantara dimulai, maka jawabannya adalah abad ke-7 Masehi ketika rombongan sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam datang ke Barus. Perjalanan sejarah ini ternyata tidak banyak terungkap.
Sekadar informasi, Barus adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini berada di Kelurahan Padang Masiang. Barus dikenal sebagai kota emporium dan pusat peradaban pada abad 1–17 Masehi.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta