MEDAN, iNewsMedan.id - Edy Rahmayadi merupakan sosok yang tegas dan memiliki loyalitas yang tinggi. Hal itu dibuktikan Edy dengan tidak meninggalkan pemain dan official PSMS Medan waktu kontra usai pertandingan PSMS vs Persiraja.
Edy Rahmayadi mengawali kariernya sebagai tentara dengan sekolah terlebih dahulu di Akademi Militer (Akmil) dan lulus pada 1985. Posisi pertama yang diembannya sebagai komandan bataliyon di Jajaran Kopasus TNI Angkatan Darat.
Sederet jabatan di dunia militer pun datang silih berganti pada dirinya. Sejak itu, ia banyak aktif di satuan Kostrad. Pria kelahiran Sabang, Aceh, 10 Maret 1961 ini pernah mendapat tugas sebagai Panglima Kodam I/Bukit Barisan.
Pada tahun yang sama, ia juga diminta kembali ke satuan Kostrad, namun kali ini ditunjuk sebagai orang nomor satu sebagai Panglima Kostrad.
Di tengah jabatan-jabatan strategisnya, Edy saat menjadi Pangdam Bukit Barisan terpanggil hatinya untuk membangkitkan kembali persepakbolaan tanah air yang saat itu sedang mengalami kevakuman karena konflik Menpora dengan PSSI yang menyebabkan pembekuan kegiatan sepakbola.
Pada saat itulah, Edy terjun langsung dalam usaha untuk membangkitkan PSMS hingga klub tersebut menjuarai Piala Kemerdekaan 2015. Perjuangan Edy untuk memajukan PSMS Medan belum berhenti. Ia juga mengusahakan agar klub itu dapat mengikuti Piala Jenderal Sudirman meski awalnya sempat mendapat penolakan.
Begitu cintanya Edy Rahmayadi terhadap klub berlogo Tembakau Deli ini hingga sering menyaksikan secara langsung berlaga dengan beberapa klub di Liga 2.
Edy Rahmayadi menonton langsung pertandingan Persiraja Banda Aceh melawan PSMS Medan, di Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh, Sabtu malam, 18 November 2023, berakhir dengan hasil imbang 0-0.
Usai pertandingan sempat terjadi insiden kerusuhan, di mana tim tamu mendapatkan pelemparan botol air mineral dari penonton dan suporter hingga pemain PSMS Medan, Rachmad Hidayat dianiaya sejumlah orang.
Menerima informasi pemain mendapatkan perlakuan tidak wajar. Edy pun, yang sudah keluar kembali ke Stadion, untuk memastikan keamanan seluruh tim skuad ayam kinantan bersama official.
Penonton dan suporter menunggu pemain PSMS Medan keluar dari stadion sempat meneriaki mantan Pangkostrad itu."Gak bisa pulang, gak bisa pulang," teriak supporter Persiraja saat Edy masuk kembali ke dalam stadion.
Pemain PSMS Medan sempat tertahan di ruang ganti stadion hingga 2 jam. Minggu dini hari, 19 November 2023, sekitar pukul 01.00 WIB. Seluruh pemain bisa keluar dan kembali ke hotel, tempat mereka menginap.
Atas aksi arogansi suporter klub Persiraja Banda Aceh ini pun mendapat komentar dari Tokoh Pemuda Sumatera Utara, Abdul Rahman atau akrab di sapa Dedek Ray ini.
Ia mengatakan bahwa tidak sepantasnya suporter klub sepak bola bersikap yang tidak wajar hingga membuat keributan dan menciptakan konflik usai akhir pertandingan itu.
"Tidak seharusnya suporter itu bertindak seperti itu, apapun hasil pertandingan seharusnya kita terima. Kami minta juga untuk PSSI berikan tindakan tegas bila perlu berikan sanksi sama klub mereka," katanya.
Perlu diketahui bahwa klub Persiraja Banda Aceh akan bertandang di wilayah Sumatera Utara untuk berlaga dengan klub Sada Sumut di Stadion Baharuddin Siregar, Lubuk Pakam.
Editor : Odi Siregar