Kemudian, dalam wawancara tersebut, Helmy Yahya juga bertanya tentang kehidupan masa kecil Achmad Tarmizi. Sebagai pemegang rekor MURI, ia berbagi pengalaman yang berat, yaitu saat ayahnya meninggal dunia ketika Achmad Tarmizi baru berusia 4,5 tahun, sedangkan ayahnya berusia hanya 33 tahun.
Pada saat itu, Achmad Tarmizi memiliki dua kakak laki-laki dan seorang adik perempuan, sementara adik perempuan lainnya masih berada dalam kandungan selama dua bulan. "Ayah saya meninggal dunia pada usia 33 tahun saat adik perempuan saya masih dalam kandungan selama dua bulan. Saya sangat sedih pada saat itu," katanya.
Namun, ia mengungkapkan bahwa ibunya selalu memberinya semangat untuk bersekolah. Bahkan, sejak sekolah dasar hingga kuliah, ibunya selalu mengusap bagian belakang kepalanya hingga pundaknya.
"Sambil mengusap, ibu saya selalu mengatakan agar saya rajin belajar, menjadi orang sukses. Mungkin karena kata-kata ibu saya tersebut selalu saya dengar setiap hari sejak sekolah dasar, sehingga itu benar-benar meresap dalam pikiran saya," katanya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta