MEDAN, iNewsMedan.id - Dua hasil imbang yang diraih PSMS Medan di dua laga awal Liga 2 musim 2023/2024 membuat sebagian pihak khususnya di jagat maya mengaku pendukung tim berjuluk Ayam Kinantan gelisah.
Pelatih PSMS Medan, Ridwan Saragih langsung jadi sasaran pihak yang tak puas dengan menyebutnya pelatih tak becus dan memintanya angkat kaki dari kursi pelatih kepala.
Menanggapi tudingan tak becus karena racikan strateginya sebagai pelatih belum memberikan kemenangan pada PSMS Medan sejauh ini, Ridwan Saragih angkat bicara.
Selain menyebut siap dipecat jika dianggap gagal membawa PSMS lebih baik, Ridwan Saragih punya catatan statistik tersendiri untuk tim PSMS Medan yang dia besut.
"Di kandang Sada kita dapat poin satu, di situ kita evaluasi. Di pertandingan kedua kita home menghadapi Persiraja, secara taktikal bicara kepelatihan, bicara sepakbola bukan hanya hasil ya, progress anak-anak signifikan meningkat walaupun hasil (kemenangan) yang utama dan itu sudah kita evaluasi," ujarnya kepada awak media Sabtu (30/9/2023).
Sementara itu, kebobolan dua gol lewat skema yang mirip, dari eksekusi bola mati atau set piece menjadi catatan tersendiri bagi kegagalan PSMS Medan meraih poin penuh di dua laga sebelumnya.
Untuk hal itu, Ridwan Saragih mengatakan, dirinya telah melakukan sejumlah penekanan agar hal tersebut tidak terjadi lagi di laga berikutnya.
Namun di sisi lain kata dia, dari dua laga sebelumnya juga terlihat, skema permainan PSMS berjalan cukup baik. Buktinya kata dia, punggawa The Killer, julukan lain PSMS, mampu menciptakan gol dari skema penyerangan yang terus-menerus dimatangkan dalam latihan.
"Pemain saya bisa menciptakan gol melalui proses, dan dua kebobolan gawang kita sama, menitnya sama, dua-duanya melalui free kick, makanya akan kita antisipasi," ucapnya.
Memahami tuntutan suporter, dia mengaku suporter tidak mungkin memiliki keinginan untuk menang melebih keinginannya sebagai pelatih untuk membawa PSMS Medan meraih tiga poin di setiap pertandingan.
Tapi untuk laga menghadapi Persiraja yang berakhir 1-1 dia menilai, faktor keberuntungan yang belum berpihak kepada timnya.
"Tapi kemenangan itu kan berproses. Ada pepatah mengatakan jangan protes terhadap proses. Saya paham tuntutan suporter, saya pun sebagai pelatih, tidak ada seorang pelatih yang tidak ingin menang dan itu yang kita siapkan," ucapnya.
Menurut Ridwan, dari laga mengahadapi Sada Sumut FC, Sabtu (16/9/2023), timnya telah berkembang signifikan. Laga kedua menghadapi Persiraja Banda Aceh, Minggu (24/09/2023), dari statistik Joko Susilo dkk menguasai permaianan 75 persen berbanding 25 persen dengan 20 tembakan mengarah ke sasaran (shot on target).
"Saat ini saya senang progres tim ini artinya dari pertandingan pertama ke kedua itu progresnya signifikan. Jika boleh mengabaikan hasil, statistik 75 persen untuk PSMS berbanding 25 persen untuk Persiraja. 20 tembakan ke gawang Persiraja, satu tembakan (Persiraja) ke gawang kita (dan berbuah gol). Ini kan berarti faktor keberuntungan yang belum ada," ungkapnya
Menurut Ridwan di luar hasil yang belum memuaskan, pemain PSMS sudah berproses dan menjalankan instruksi pelatih dengan baik dalam pertandingan.
"Misalnya, saya minta pemain main agresif, itu kenapa (Matheus) Souza saya cadangkan dan saat dimasukkan dia bisa membuat gol. Kenapa souza dicadangkan itu bagian dari strategi. Kalaulah dia main dari awal dan dapat ampas buat apa. Apa yang saya lakukan untuk Souza waktu lawan Persiraja, saya berkaca dari waktu main lawan Sada Sumut, dia tampil dari menit awal tapi tidak bisa mencetak gol," ucapnya.
Kemenangan atas PSDS Deliserdang menjadi satu-satunya hal yang mungkin bisa menyelamatkan Ridwan Saragih dari kritikan netizen di media sosial. Sementara itu manajemen PSMS Medan akan mengambil sikap jika PSMS kembali meraih hasil tak maksimal menghadapi PSDS kendati masih sebatas kalimat evaluasi.
Editor : Odi Siregar