Seperti yang dijanjikan, pada keesokan harinya mereka bertemu. Hamzah membawa Tinguely ke guest house di Jalan Raden Saleh, Cikini, yang memiliki harga lebih terjangkau. Tinguely menyetujui untuk tinggal di sana.
Dengan kedekatan mereka, Hamzah juga mengajak Tinguely untuk berjalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pada saat itu, Tinguely menyadari bahwa dia sedang diawasi oleh para mata-mata. Namun, dia tidak pernah meragukan niat Hamzah sedikit pun.
"Indonesia memiliki banyak agen rahasia," katanya kepada Hamzah. Tinguely menyadari bahwa dia sedang diintai karena banyak fotografer yang mengambil gambar darinya dari jauh. Fotografer-fotografer tersebut sebenarnya adalah agen-agen intelijen yang beroperasi di bawah kendali langsung Benny Moerdani.
Namun, Operasi Puyuh ini ternyata tidaklah "menakutkan" seperti yang diperkirakan. Tinguely, yang terlalu percaya pada Hamzah dan telah banyak bercerita tentang pengalaman-pengalamannya baik di Jepang maupun Jerman Barat, dianggap bukan ancaman serius. "Dia hanyalah seorang propagandis bersemangat daripada seorang teroris sejati," ujar Ken.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta