get app
inews
Aa Text
Read Next : Unit PPA Sat Reskrim Polres Langkat Tangkap Terduga Pelaku Perbuatan Cabul Terhadap Pelajar SD

Pelajar SD di Cianjur Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai Demi Pergi ke Sekolah

Senin, 14 Agustus 2023 | 07:00 WIB
header img
Pelajar SD di Cianjur Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai Demi Pergi ke Sekolah. (Foto: MPI/Ricky Susan)

CIANJUR, iNewsMedan.id - Pelajar SD di Kampung Ciderengdeng, Desa Cibuluh, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bertaruh nyawa demi pergi ke sekolah. Mereka harus menyebrangi jembatan bambu Sungai Cilaki. 

Video para pelajar SD di Kampung Ciderengdeng tersebut, sempat viral di media sosial. Dalam video berdurasi sekitar satu menit yang diunggah pemilik akun Pelosok Cianjur Vlog Pedesaan, terlihat siswa-siswi SD menyeberangi jembatan bambu saat kondisi masih gelap.

Kondisi anak-anak SD bertaruh nyawa di tengah pagi buta untuk berangkat sekolah tersebut, sudah lama terjadi. Kondisi kampung mereka yang berada di daerah terpencil, dan berbatasan dengan Kabupaten Garut, membuat anak-anak ini harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat sampai di sekolah.

Kepala Desa Cibuluh, Supriatna mengatakan, video anak-annak SD berjalan kaki di pagi buta dan menyeberangi jembatan bambu tersebut, memang benar terjadi. Kondisi ini sudah berlangsung selama puluhan tahun.

Menurutnya, anak-anak SD yang terekam dalam video tengah berjalan kaki melawati jembatan tersebut, persis dengan yang dialaminya saat masih duduk di bangku SD beberapa puluh tahun silam.

"Jadi memang sudah tidak aneh pemandangan anak-anak SD, saat masih subuh berjalan kaki melewati jembatan itu. Dulu saat saya masih SD sekitar tahun 1975, kondisinya juga sama seperti itu," kata Supriatna, Minggu (13/8/2023).

Selain anak-anak, lanjut Supriatna, masyarakat juga terpaksa menggunakan jalan tersebut untuk menuju ke wilayah Kabupaten Garut, sebagai daerah yang menerima hasil bumi dari desanya, seperti padi dan rempah-rempah. "Sedangkan jika melewati akses jalan lain, harus memutar dengan jarak 5 km. Kalau lewat jembatan itu, hanya 3 km saja," ujarnya.

Meski tercatat tidak ada korban jiwa saat melintas di jembatan bambu tersebut, namun diakui Supriatna kondisi melintasi jembatan bambu tanpa penerangan tersebut, juga bisa menjadi berbahaya jika masyarakat tidak fokus saat melintas di atas Sungai Cilaki itu.

"Sebetulnya berbahaya, utamanya saat hujan. Luapan banjir Sungai Cilaku, juga sering kali terjadi sangat deras. Mereka yang mengendarai sepeda motor, butuh keberanian dan keahlian khusus untuk bisa melintasi jembatan bambu tersebut," ungkapnya.

Pemdes Cibuluh, tegas Supriatna tidak tinggal diam, sejak masa kepimpinannya berulang kali membuat pengajuan untuk perbaikan. Namun hingga kini realisasi pembangunan tak kunjung terjadi.

Saat ini Pemdes Cibuluh, dan masyarakat hanya bisa melakukan perbaikan tambal sulam secara swadaya dalam kurun waktu 3-4 bulan sekali. "Kalau disebut bosan mengajukan, tentu tidak. Berbagai upaya untuk mendapatkan bantuan perbaikan jembatan ini, terus dilakukan ke Pemkab Cianjur, dan pemprov Jabar," pungkasnya.

Artikel ini telah terbit di halaman SINDOnews.com dengan judul Anak-anak SD di Cianjur Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai Cilaki Demi Bisa Sekolah

Editor : Odi Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut