Berputus asa terhadap rahmat Allah merupakan dosa besar, begitu juga menganggap anugerah Allah sebagai beban dalam hidup, serta menganggap bahwa tidak memiliki anak adalah kesalahpahaman.
"Sesungguhnya dengan memiliki anak berarti suatu pernikahan melibatkan komitmen bersama di antara pasangan untuk memelihara dan mengasuh anak mereka di masa depan," ujarnya.
Sikap seseorang yang menolak untuk memiliki anak karena menganggap anak sebagai beban adalah pandangan yang keliru. Ingatlah, tujuan utama dari pernikahan adalah membangun ikatan yang kuat dan kokoh, di mana pasangan saling menopang.
Dalam Islam, pernikahan disebut sebagai mitsaqan ghalidza atau "perjanjian agung" yang tidak boleh dianggap enteng. Meskipun akadnya dilakukan di depan manusia, sebenarnya Allah hadir dalam perjanjian tersebut. Gaya hidup yang menolak memiliki anak dan meremehkan rezeki Allah Subhanahu wa ta'ala adalah tindakan yang tidak tepat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta