MEDAN, iNewsMedan.id - Pernyataan sejumlah aktivis politik non-partai politi (parpol) yang bergabung dalam kelompok relawan Jokowi versi musra semakin tak tentu arah.
Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas) Sutrisno Pangaribuan menyebutkan, sebelumnya, Panel Barus menyampaikan animo dan gegap gempita dari gerakan rakyat, partisipasi rakyat dalam merespons pengumuman Ganjar Pranowo sebagai capres bahwa gairahnya berbeda dengan Jokowi.
Panel memberi perbandingan kuantitatif terkait pos relawan yang terbentuk di era Jokowi dan Ganjar.
Kemudian disahuti oleh Budi Arie dengan menyatakan peluang Jokowi memberi arahan berbeda kepada Projo dan PDIP tentang capres Ganjar Pranowo.
"Bahkan Budi Arie mencoba memberi tafsir atas pertemuan Jokowi dengan Ketum Parpol koalisi pemerintah minus Nasdem tentang menjaga kekompakan," kata Sutrisno dalam pesannya Kamis, 4 Mei 2023.
Sutrisno menilai kedua pernyataan aktivis politik non parpol relawan Jokowi versi musra tersebut sebagai ekspresi kepanikan karena kehilangan momentum.
"Mereka salah memperkirakan keputusan politik Megawati Soekarnoputri, Ketum PDIP. Di saat mereka asyik berspekulasi terkait nama- nama capres, melakukan manuver politik ke sejumlah tokoh dan Parpol. Tiba- tiba, Ganjar Pranowo diumumkan sebagai Capres PDIP, disaksikan Presiden Joko Widodo," ujarnya.
Sebagai relawan Jokowi, seharusnya kelompok musra fokus pada tugas utamanya mengawal Jokowi hingga akhir jabatan (20/10/2024). Urusan regenerasi kepemimpinan maka itu urusan parpol.
Sementara jika mau terlibat terkait Capres 2024 seharusnya kelompok musra bertransformasi menjadi parpol atau berubah menjadi relawan Capres 2024.
Publik tentu belum lupa ancaman Budi Arie tentang pembubaran Projo setelah Prabowo Subianto dirangkul Jokowi sebagai Menteri Pertahanan. Namun Projo batal membubarkan diri setelah diberi jabatan wakil menteri oleh Presiden Jokowi.
"Manuver politik Projo ternyata berhasil," ulas Sutrisno.
Perubahan pola PDIP dalam mempersiapkan dan mengumumkan Capres 2024, kata dia, membuat banyak pihak terkecoh.
Semua elit politik ( Parpol dan non Parpol) dibuat kalang kabut. Kebiasaan pengumuman Capres PDIP di masa "injury time" membuat elite politik terlanjur menikmati berbagai atraksi dan manuver politik. Saat perubahan terjadi, sungguh mereka tidak siap, hingga akhirnya merengek cari perhatian.
Sedangkan kehadiran Jokowi saat pengumuman Ganjar Pranowo sebagai Capres PDIP 2024 tentu tidak perlu ditafsirkan lagi. Proses regenerasi kepemimpinan politik berlangsung secara baik dan terbuka.
Kepentingan bangsa melampaui kepentingan pribadi maupun keluarga. Di hadapan putra dan putrinya, di hadapan cucu Proklamator Bung Karno, Megawati Soekarno Putri memberi tugas dan tanggung jawab baru kepada Ganjar Pranowo sebagai Capres PDIP 2024.
"Sebagai rekan juang politik Ganjar Pranowo, Kongres Rakyat Nasional, Kornas mengajak kelompok relawan musra untuk bergabung. Namun jika tertarik mendukung Prabowo Subianto juga silahkan. Kalau menginginkan Airlangga Hartarto, ya monggo," pungkasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta