Lebih lanjut, untuk data Long Form SP2020 mencatat Angka Kelahiran Total (TFR) Sumatera Utara sebesar 2,48 yang berarti rata-rata sekitar 2 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya.
Lebih lanjut, pada rentang 50 tahun (periode 1971-2022), penurunan Angka Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Utara hampir 90 persen. Sedangkan Kematian Maternal pada Provinsi Sumatera Utara tercatat sebesar 158 kematian diantara 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Balita (Under 5 Mortality Rate/U5MR) Provinsi Sumut hasil Long Form SP2020 sebesar 23,7 per 1000 balita
Sementara Kabupaten Nias Selatan mempunyai U5MR tertinggi (31,63) dan Kota Medan mempunyai U5MR terendah (17,64).
Terkait proporsi penduduk berstatus migran di Sumut, tiga kabupaten/kota dengan angka migrasi neto seumur hidup antarkabupaten/kota tertinggi di Sumatera Utara adalah Labuhanbatu Selatan, Deli Serdang, dan Tapanuli Tengah.
Hal tersebut pun mengindikasikan bahwa migrasi berkontribusi positif terhadap pertumbuhan penduduk di ketiga kabupaten/kota tersebut.
Selanjutnya, Nias, Sibolga, dan Pematang Siantar memiliki angka migrasi neto seumur hidup antarkabupaten/kota terendah di Sumatera Utara.
Hal ini memperlihatkan bahwa lebih banyak migran seumur hidup yang berpindah keluar daripada yang masuk di ketiga kabupaten/kota tersebut.
Lebih lanjut, Prof Heru Santosa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU yang turut menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut menyebutkan, Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi Sumatera Utara juga mengakui sekarang data penduduk tak hanya dari BPS tapi banyak instansi yang menghasilkan data sendiri.
"Pemanfaatan data kependudukan diperlukan sebagai indikator persiapan generasi berkualitas dan berdaya saing yang mampu berperan aktif dalam kegiatan pembangunan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu pembangunan berkualitas penduduk difokuskan pada unsur ekonomi, pendidikan dan kesehatan," pungkasnya.
Editor : Odi Siregar