get app
inews
Aa Text
Read Next : Simak, Ini Etika Bebas Berpendapat di Ruang Digital

Era Revolusi Industri, Komisi X DPR RI dan Kemendikbud Kembangkan Proses Digitalisasi Sekolah

Rabu, 22 Februari 2023 | 14:23 WIB
header img
Ada kenaikan sebesar 2,1 juta orang memakai internet untuk melakukan aktivitas di ruang digital.(Foto Ilustrasi Kominfo)

JAKARTA, iNewsMedan.id- Pandemi membawa perubahan besar dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pada sektor pendidikan, yang memaksa semua orang untuk belajar adaptif, salah satunya melalui teknologi digital. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan terutama dalam proses pembelajaran mendorong siswa dan pengajar untuk dapat adaptif memanfaatkan platform digital diantaranya seperti WhatsApp, Zoom, dan Google form.

Anggota Komisi I DPR RI, Anton Sukartono Suratto, menjelaskan bahwa dalam rangka menyiapkan sekolah memasuki era revolusi industri 4.0, pemerintah bersama DPR RI menyiapkan berbagai upaya strategis untuk mendorong pemanfaatan serta perkembangan teknologi digital di Indonesia. 

Pemerintah kata Anton bersama Komisi X DPR RI melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengembangkan program Digitalisasi sekolah. Alokasi dana pengembangan program tersebut disiapkan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

“Program tersebut nantinya harus menjangkau seluruh Nasional dan memberikan perhatian terhadap daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) agar mendapatkan fasilitas-fasilitas pembangunan termasuk dalam bidang pendidikan khususnya dalam pemanfaatan penggunaan teknologi infirmasi dan komunikasi untuk mempercepat akses pelayanan pendidkan,"tutur Anton dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator bertema Pemanfaatan Teknologi dalam Proses Belajar dan Mengajar, Selasa (21/2).

Dalam webinar tersebut, Anton juga menyatakan bahwa dalam penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, Pemerintah bersama komisi I DPR RI melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus berkomitmen untuk mempercepat proses transformasi digital di Indonesia.  

Kemenkominfo akan fokus pada pemanfaatan jaringan fiber optik Palapa Ring, pembangunan base transceiver station (BTS) di seluruh desa/kelurahan wilayah 3T, penyediaan akses internet, dan pembangunan ekosistem digital melalui program Digital Talent Scholarship (DTS). 

"Teknologi diharapkan dapat menjadi jawaban atas permasalahan akses, kualitas, dan keadilan sosial di bidang pendidikan," ucap Anton.

Selanjutnya, Pengamat Pendidikan, Citra Dewi, mengatakan bahwa salah satu upaya memperbaiki kualitas dan meningkatkan potensi diri/SDM adalah dengan pendidikan yang baik.

“Salah satu upaya memperbaiki kualitas serta meningkatkan potensi diri adalah dengan pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik dapat menghasilkan SDM yang berkarakter sesuai dengan tradisi jati diri bangsa,  berperadapan tinggi, menjunjung tinggi kejujuran, mengedepankan nilai agama, moral dan hukum agar menjadi pegangan dalam menghadapi persaingan dunia terutama di era revolusi industri 4.0," jelas Citra.
 
Pandemi Covid-19 mengubah tatanan dalam dunia pendidikan terutama di Indonesia. Dimana situasi pandemi tersebut memaksa seluruh komponen dan pemangku pendidikan mengubah semua aspek pembelajaran dari konvensional menjadi digitalisasi. Pandemi Covid-19 mengakibatkan disrupsi pendidikan, UNESCO (2020) memprediksi lebih dari 1,2 miliar atau 73,8% pelajar di 186 negara mengalami learning loss.

“Dengan adanya teknologi digital berperan penting dalam menunjang pembelajaran peserta didik. Diantaranya sebagai prasarana pembelajaran, sebagai sumber dan bahan belajar, sebagai alat dan fasilitas pembelajaran, sebagai sumber informasi penelitian, sebagai media konsultasi, dan sebagai media pembelajaran online.” Tambahnya.

Dosen Sastra Inggris, Universitas Nasional, Tri Rahayu Mayasari, S.S, M.Hum. menambahkan dalam pemanfaatan teknologi proses belajar dan mengajar terdapat dampak yang timbul yakni dampak positif dan dampak negatif.

“Pengalaman dilapangan yang saya alami dalam penggunaan teknologi memiliki dua sisi yakni positif dan negatif. Secara umum dampak positifnya ialah teknologi bisa mempermudah aktifitas kita dalam belajar mengajar, fleksibilitas waktu dan tempat belajar mudah, praktis dan efektif. Sedangkan dampak negatifnya adalah siswa atau pelajar menjadi malas, pasif dan ansos, sehingga dapat melemahkan karakter pelajar, serta hubungan sosial menjadi rendah.” Ungkap Tri Rahayu.

Dalam akhir webinar tersebut, Tri Rahayu juga berpesan khususnya para pelajar atau mahasiswa untuk tidak terlena dengan adanya kemudahan dan kemajuan teknologi. 

"Gunakan internet secara bijak, gunakan sesuai kebutuhan sehingga mempunyai kontrol atas diri sendiri terhadap teknologi digital tersebut," pesan Rahayu.

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut