MEDAN, iNewsMedan.id - Kejutan terjadi di pasar keuangan, dimana rilis data inflasi AS yang masih mengalami kenaikan menjadi pemicu tekanan di pasar keuangan domestik. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik mengalami tekanan, termasuk juga dengan kinerja mata uang rupiah.
Padahal IHSG sempat ditutup menguat selama dua hari perdagangan di pekan ini, sementara mata uang rupiah kembali diperdagangkan di atas level 15.200 per US Dolarnya.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, tekanan pada pasar keuangan terjadi disaat pelaku pasar kembali melihat adanya potensi suku bunga acuan di AS kembali dinaikkan. Hal ini sangat berbeda dengan sikap Bank Sentral AS sebelumnya yang menyebut bahwa telah terjadi disinflasi di AS.
"Di bulan Januari lalu, inflasi di AS sebesar 6.4 persen secara Year On Year (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan realisasi bulan desember yang sebesar 6.5 persen, tetapi lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya di kisaran level 6.2 persen," katanya di Medan, Rabu (15/2/2023).
Menurutnya, rilis inflasi tersebut justru menyisahkan masalah dimana The FED diyakini masih akan terus menaikkan bunga acuan. Sehingga suku bunga acuan di sejumlah bank sentral di Negara lain berpeluang untuk tetap naik.
Editor : Jafar Sembiring