Bahkan, tanpa terkecuali suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia nantinya. Kenaikan suku bunga acuan secara terus menerus, ini berarti bahwa perang terhadap inflasi serta tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi masih akan berlanjut di tahun 2023 ini.
"Kita akan menderita lebih lama dengan tren kenaikan bunga acuan tersebut. Disaat bunga acuan berhenti naik, masalah juga belum sepenuhnya usai, karena kita masih harus menunggu sampai nantinya suku bunga acuan kembali diturunkan. Tentunya selama itu pula (suku bunga tinggi) akan memberikan kerusakan ekonomi bukan hanya tekanan terhadap mata uang rupiah maupun IHSG," jelas Gunawan.
Namun lebih dari itu, laju kenaikan harga barang serta tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi juga akan terjadi nantinya. Jadi wajar saja jika kenaikan laju tekanan inflasi di AS ini direspon negatiif oleh pelaku pasar. Sebab, memang pada umumnya kenaikan inflasi yang juga diikuti dengan kenaikan suku bunga, kerap direspon dengan hal yang tidak jauh berbeda di sejumlah Bank Sentral di seluruh dunia.
IHSG pada perdagangan hari ini ditutup melemah 0.39 persen di level 6.914,54. Selama sesi perdagangan IHSg bahkan sempat melemah di kisaran level 6.877,34.
Sementara itu mata uang Rupiah melemah dikisaran 15.200 per US Dolar pada perdagangan sore. Selain IHSG dan Rupiah, kinerja harga emas juga mengalami pelemahan di kisaran harga $1.833 per ons troy nya.
Editor : Jafar Sembiring