Karena itu, menurutnya, kebebasan pers yang harus dimaknai adalah bagaimana kebebasan sebagai nilai yang baik dan berguna di dalam etika yang bertanggung jawab. Dalam kode etik jurnalistik disampaikan bahwa “wartawan Indonesia dalam menghasilkan berita harus akurat, berimbang, dan tidak beretikad buruk dan harus sesuai dengan hati nurani”. Ini berarti tugas pemberitaan untuk melayani kemanusiaan dan hati nurani.
“Kita berharap peran penting dari pers adalah bagaimana pers dapat memperkuat penggunaan nalar publik yang menuju pada kebaikan yang sifatnya universal dan menghargai kemanusiaan. Maka ukuran tertinggi dari profesi jurnalistik pada akhirnya adalah sejauh mana pers bertanggung jawab pada upaya-upaya pembangunan kemanusian,” katanya.
Ketua PWI Atal S Depari memberikan apresiasi pada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut khususnya Gubernur Sumut Edy Rahmayadi atas dukungannya pada HPN 2023. "Syukur, Provinsi Sumut telah berkenan jadi tuan rumah. Pak gubernur support habis pelaksanaan HPN, memikirkan segala rupa persiapan HPN, sampai sampai beliau (Edy Rahmayadi) tidak nyenyak tidur. Beliau bertekad HPN Sumut harus sukses. kami bangga dengan tekad beliau," katanya.
Kata Atal, Sumut merupakan bagian penting menjadi sejarah pers Indonesia. "Di Sumut lahir pelopor pers Indonesia, lahir media legendaris, lahir wartawan pejuang yang menghidupkan perjalanan pers Indonesia," kata Atal.
Puncak HPN dihadiri puluhan ribu orang. Sambutan meriah para hadirin diberikan saat Edy Rahmayadi dipanggil untuk menerima pena emas dari PWI. Pada kesempatan itu Jokowi mengenakan pakaian kain tenun Melayu dari Kabupaten Batubara Sumut. Jokowi juga disambut dengan tarian Melayu.
Editor : Ismail