Ibnu Katsir berkata, “Inilah yang termasyhur mengenai tempat turunnya Isa, yaitu di menara putih bagian timur Damaskus (Damsyiq).
Inilah pendapat yang lebih sesuai karena Nabi Isa AS turun ketika sedang dibacakan iqamat untuk shalat subuh, lalu imam kaum Muslimin berkata kepada Nabi Isa, “Wahai Ruh Allah, majulah untuk mengimami shalat.”
Kemudian beliau menjawab, “Anda saja yang maju menjadi imam, karena iqamat tadi dibacakan untuk Anda.” Dalam satu riwayat dikatakan bahwa Isa berkata, “Sebagian Anda merupakan amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain, sebagai penghormatan dari Allah untuk umat ini.”
Kapan Nabi Isa As Turun?
Nabi Isa turun di akhir Zaman untuk berperang bersama kaum Muslim melawan Dajjal. Disebutkan dalam hadits, Dajjal muncul dengan pasukan sebanyak 70.000 orang yang semuanya memakai mahkota. Dajjal akan menguasai bumi selama 40 hari.
Kaum muslim akhirnya mundur sampai di Aqabah Afyaq, lalu dikirimkan ternak unta untuk mereka, tetapi kiriman ternak itu dirampok. Maka hal tersebut terasa sangat berat oleh mereka, dan akhirnya mereka mengalami kelaparan yang sangat dan penderitaan yang sangat parah, sehingga seseorang dari mereka terpaksa membakar tali busur mereka, lalu dimakannya.
Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba terdengar seruan dari arah pohon yang mengatakan, "Hai manusia, telah datang kepada kalian pertolongan," sebanyak tiga kali.
Maka sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, "Sesungguhnya suara ini dari seorang lelaki yang kenyang." Dan turunlah Nabi Isa ibnu Maryam as di saat salat Subuh.
Lalu pemimpin kaum muslim berkata kepadanya, '"Wahai Ruhullah, majulah menjadi imam dan salatlah." Ia menjawab, "Umat ini semuanya adalah pemimpin; sebagian dari mereka menjadi pemimpin sebagian yang lain." Maka majulah pemimpin mereka, lalu salat (sebagai imam).
Setelah imam menyelesaikan salatnya, maka Nabi Isa mengambil tombaknya, lalu pergi menuju ke arah Dajjal berada. Ketika Dajjal melihat Nabi Isa, maka leburlah tubuhnya sebagaimana timah (yang dibakar), lalu Nabi Isa menancapkan tombaknya di antara kedua susunya (ulu hatinya), maka matilah Dajjal ketika itu juga, sedangkan teman-teman Dajjal melarikan diri.
Editor : Odi Siregar