Lebih jauh, Setyono juga berharap dengan posisi komisaris di Perkebunan terprogressive dalam Peremajaan Sawit Rakyat dan penyediaan bibit bagi masyarakat tersebut, dapat menjadi momentum bagi Andi untuk mendengar lebih banyak suara hati para petani dan menjadikan asosiasi seperti Aspekpir sebagai mitra strategis demi meningkatkan kesejahteraan petani sawit.
"Selaku Aspekpir, kami ingin dapat berkolaborasi dengan Pak Dirjen. Aspekpir adalah mitra pemerintah untuk memajukan perkebunan rakyat. Kita harus lebih bergairah lagi demi kemajuan perkebunan sawit Indonesia," tuturnya.
Kementerian BUMN menunjuk Andi Nur Alamsyah sebagai komisaris PTPN V yang berkantor pusat di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Kapasitas Andi sebagai Dirjen Perkebunan diharapkan mampu memperkuat anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara itu yang dalam tiga tahun terakhir fokus mentransformasi dan mengakselerasi peremajaan sawit di Bumi Lancang Kuning.
Selama tiga tahun terakhir PTPN V telah menjadi perusahaan perkebunan milik negara dengan PSR terluas di Indonesia yang mencapai 9.000 hektare dan ditargetkan mencapai 22.444 hektare hingga 2026 mendatang.
Peremajaan sawit yang dilaksanakan PTPN V berbanding lurus dengan peningkatan produktivitas petani mitra. Pada 2021 lalu, produktivitas petani yang bermitra dengan PTPN V mencapai 26 ton per hektare per tahun.
Angka itu jauh dari rerata nasional sebesar 19 ton per hektare per tahun. Kemudian, sejak 2021 lalu, PTPN V juga meluncurkan program penyediaan jutaan bibit sawit unggul secara daring kepada masyarakat sebagai bagian penguatan peremajaan sawit petani.
Editor : Odi Siregar