BLU sebagai instansi pemerintah yang diberi fleksibilitas pengelolaan keuangan untuk peningkatan layanan, berperan penting sebagai enabler dan katalisator untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Pada tahun 2022, kinerja BLU di Sumut melalui pendapatan tercatat sebesar Rp1,03 triliun dengan kontributor terbesar dari RSU H. Adam Malik Medan (Rp433,38 miliar), Universitas Negeri Medan (Rp233,95 miliar), dan UIN Sumatera Utara (Rp162,95 miliar).
"Kemenkeu terus mendorong percepatan implementasi KUR karena menjadi bagian penting dari kredit/ pembiayaan kepada UMKM. KUR di Sumut untuk tahun 2022 telah disalurkan kepada 331.690 debitur dengan total penyaluran Rp17,78 triliun. Realisasi ini mampu tumbuh 34,10% dibanding tahun 2021 dengan penyaluran terbesar KUR berada di Kota Medan (Rp2,29 triliun), Kab. Deli Serdang (Rp2,16 triliun), dan Kab. Simalungun (Rp1,40 triliun). Sementara UMi telah disalurkan kepada 133.494 debitur dengan total penyaluran Rp552,94 miliar. Realisasi ini tumbuh 83,28% dibanding tahun 2021 dengan penyaluran terbesar berada pada Kab. Toba Samosir (Rp89,60 miliar) diikuti Kota Binjai (Rp71,27 miliar) dan Kab. Mandailing Natal (Rp68,28 miliar)," ungkap Saiful.
Saiful mengatakan, selama tahun 2022, APBN berhasil menjadi instrumen stabilisasi dalam melindungi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kerja keras APBN diwujudkan melalui peningkatan dan akselerasi belanja negara. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat s.d. 31 Desember 2022 mencapai Rp19,82 triliun atau 96,18% dari total anggaran belanja pemerintah pusat. Berdasarkan data dari Kanwil DJPb Provinsi Sumatera Utara, realisasi ini terkontraksi 2,62% (yoy) dipicu kontraksi belanja Modal 11,76% (yoy) dan Belanja Barang 0,46% (yoy).
Sementara realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) mencapai Rp40,39 triliun atau 100,35% dari total anggaran TKDD. Realisasi TKDD juga terkontraksi 1,85% (yoy) dipicu kontraksi Transfer ke Daerah 1,74% (yoy) dan Dana Desa 2,73% (yoy).
"Defisit anggaran tahun 2022 tercatat Rp15,50 triliun, dimana capaian defisit ini membaik 57,23% dibanding tahun 2021. Defisit yang lebih rendah didukung membaiknya pendapatan negara dan optimalisasi belanja negara," ucapnya.
Editor : Odi Siregar