MEDAN, iNewsMedan.id - Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,00 persen dengan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,50 persen.
"Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur ini merupakan langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers secara hybrid, Jumat (20/1/2023).
Perry menjelaskan, kenaikan BI7DRR sebesar 225 bps sejak Agustus 2022 hingga menjadi 5,75 persen ini memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada semester II 2023.
"Dari kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) diperkuat dengan operasi moneter valas, termasuk implementasi instrumen berupa term deposit (TD) valas dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai mekanisme pasar," jelas Perry.
Tak hanya itu, BI terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi.
Perry menuturkan, koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis juga terus diperkuat. Dalam kaitan ini, koordinasi dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) terus dilanjutkan melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
"Adanya sinergi kebijakan antara BI dengan kebijakan sektor Pemerintah dan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan, mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha khususnya pada sektor-sektor prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan ekspor, serta meningkatkan ekonomi dan keuangan inklusif dan hijau," jelasnya.
Lebih lanjut, Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, tepat sehari pasca kenaikan bunga acuan, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mata uang Rupiah mengalami penguatan. Di akhir pekan ini, IHSG ditutup naik 0.81 persen di level 6.874,93. Kinerja IHSG di pekan ini bahkan mampu menghapus kerugian dalam 2 pekan sebelumnya sejak memasuki tahun 2023.
Namun, kinerja IHSG masih akan terus dibayangi oleh sejumlah data yang memburuk baikd ari dalam dan luar negeri. Tahun ini akan jadi tahun pembuktikan efektifitas kebijakan moneter yang dilakukan oleh banyak Bank Sentral di dunia. Termasuk kenaikan bunga acuan yang telah dilakukan oleh BI dan yang akan dilakukan di masa yang akan datang.
"Dampak dari kenaikan bunga acuan (dimulai 2022) tersebut nantinya akan sangat dirasakan oleh pelaku usaha di tahun ini. Ditambah lagi efektifitas kenaikan bunga acuan di banyak Bank Sentral dalam meredam inflasi akan diuji di awal tahun ini. Rilis data ekonomi menjadi indikasi keberhasilan tersebut, umumnya akan dihiasi dengan realisasi pertumbuhan ekonomi yang menurun atau bahkan negatif (resesi), serta turunnya laju inflasi," sebut Gunawan.
Diakuinya, meskipun sasaran kebijakan Bank Sentral dinilai akan mampu mencapai hasil sesuai target di awal. Namun dampak kerusakan yang diakibatkan oleh kebijakan tersebut justru bisa memicu terjadinya tekanan pada bursa saham. Sehingga pasar saham saat ini belum sepenuhnya lepas dari tekanan.
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah yang menguat dikisaran 15.088 per US Dolar pada perdagangan hari ini menjadi kabar baik bagi ekonomi nasional. Karena penguatan rupiah akan sangat membantu meredam laju tekanan inflasi di tanah air. Meski rupiah menguat, pemerintah perlu tetap melakukan upaya untuk menarik dhe yang terparkir di Negara lain.
Lebih lanjut, harga emas dalam tren naik selama sepekan terkahir. Meskipun di akhir pekan ini sedikit mengalami tekanan, namun harga emas ditransaksikan lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya. Harga emas saat ini diperdagangkan dikisaran $1.929 per ons troy. Atau sekitar 939 ribu per gramnya. Emas sendiri masih berpeluang menguat dalam jangka pendek mendekati $2.000 per ons troy.
Editor : Odi Siregar