JAKARTA, iNewsMedan.id - Kawanan maling di India berhasil mencuri jembatan besi sepanjang 18 meter dengan tinggi sekitar 3,6 meter.
Kawanan maling ini berjumlah 8 orang berhasil dicokok kepolisian setempat. Mereka usai menggodol besi jembatan lalu dijual ke penandah toko material.
Awalnya penduduk Desa Amivayar di India suka cita dengan 5 orang yang mengaku Dinas Irigasi di Negara Bagian Bihar yang membawa ekskavator dan las pemotong.
Para warga desa mengira pemerintah akhirnya mulai mengerjakan permintaan mereka untuk menyingkirkan sebuah jembatan tua yang tidak lagi digunakan.
Material logam dari jembatan itu kemudian diangkut menggunakan mobil van sewaan, lalu disimpan di gudang tempat penjualan barang bekas.
"Tidak ada yang mengira itu adalah aksi pencurian," kata jurnalis lokal Jitendra Singh yang tinggal sekitar 200 meter dari jembatan itu dilansir dari BBC, Jumat (23/9/2022).
"Saya jalan-jalan pagi setiap hari dan minggu lalu saya melihat mereka bekerja. Semua orang di desa juga melihat mereka," tutur dia.
Pembongkaran jembatan itu diduga diawasi oleh Arvind Kumar, yang merupakan seorang pekerja paruh waktu di Dinas Irigasi. Dia mengatakan kepada siapa pun yang bertanya bahwa "pekerjaan itu memiliki izin resmi".
Pejabat senior polisi setempat, Ashish Bharti, mengatakan kepada BBC bahwa Kumar termasuk di antara delapan orang yang ditangkap.
"Pejabat Departemen Irigasi Radhe Shyam Singh, pemilik van dan pemilik tempat pembuangan sampah juga termasuk di antara mereka yang ditangkap. Kami sedang mencari setidaknya empat orang tersangka lainnya," kata Bharti.
Pencurian pada siang hari
Dengan panjang sekitar 18 meter dan tinggi sekitar 3,6 meter, jembatan besi di kanal Ara dibangun pada 1976. Jembatan itu tidak lagi digunakan sejak awal 2000-an setelah jembatan beton dibangun di dekatnya.
Seorang warga desa bernama Shailendra Singh mengatakan jembatan itu dalam kondisi rusak parah.
"Selama bertahun-tahun, semua kayu yang digunakan di jembatan itu telah hancur dan besinya berkarat. Pencuri telah mengambil potongan-potongan logamnya untuk digunakan kembali atau dijual sebagai barang bekas dengan harga beberapa rupee. Tetapi yang terjadi pada pekan lalu adalah pencurian di siang hari," kata dia.
Jitendra Singh mengatakan beberapa hari sebelum pencurian terjadi, kepala desa telah mengirim petisi tertulis kepada pemerintah untuk membongkar jembatan itu karena berbahaya bagi kesehatan,
Beberapa kali dia melihat bangkai sapi bahkan mayat manusia mengapung dari hulu dan tersangkut di bawah jembatan itu.
"Bau busuknya tidak tertahankan," kata dia.
Bagaimana maling jembatan ini ditangkap?
Pawan Kumar, yang tinggal di desa tetangga mendengar bahwa pada 5 April - tepatnya pada hari ketiga sekaligus hari terakhir dari upaya pencurian - jembatan besi tua yang berkarat itu telah dibongkar.
"Saya mencoba menelepon pejabat Dinas Irigasi Radhe Shyam Singh, tetapi ketika dia tidak menjawab, saya menelepon seorang pejabat senior dan menanyakan mengapa mereka tidak mengikuti prosedur? Pihak berwenang seharusnya melakukan lelang dan pekerjaan itu diserahkan kepada penawar terendah," kata dia.
Pejabat senior itu pun mengatakan bahwa dia tidak memerintahkan hal itu, bahkan tidak tahu kalau jembatan itu telah dibongkar.
Mereka melaporkan hal itu ke polisi yang kemudian menyelidikinya dan akhirnya meringkus para pelaku.
"Kami telah menyita mesin JCB [ekskavator], las pemotong, mobil pikap, dan 247 kilogram logam," kata Bharti.
Mengapa pencuri mengincar logam?
Di berbagai wilayah di India, para maling kerap mencuri pipa air dan menjualnya ke pabrik senjata ilegal.
Para pencuri juga sering membawa kabur penutup lubang got, bahkan tutup toilet di kereta pun tak luput dari incaran mereka.
Beberapa tahun yang lalu, ketika Kereta Api India berencana memperbagus toiletnya, para pejabat mengingatkan bahwa mereka harus memasang rantai untuk mencegah pencurian.
Namun pencurian seperti itu bukan hanya terjadi di India. Kasus serupa juga umum terjadi di AS, Inggris, dan berbagai wilayah Eropa.
Di Inggris, pencurian kabel listrik dan jaringan hingga klip yang digunakan untuk menahan rel pada tempatnya telah menyebabkan penundaan keberangkatan hingga ribuan jam setiap tahun.
Editor : Odi Siregar