get app
inews
Aa Text
Read Next : KPPU Kanwil I Sebut Harga dan Kebutuhan Pokok Masih Aman Jelang Nataru

Harga Kebutuhan Pokok Sampai Puncaknya, Inflasi Sumut Rendah dan Terkendali

Selasa, 26 Juli 2022 | 19:01 WIB
header img
Harga kebutuhan pokok sampai puncaknya, inflasi Sumut rendah dan terkendali. (Foto: Istimewa)

MEDAN, iNews.id - Harga sejumlah kebutuhan pokok di wilayah Sumatera Utara (Sumut) pada dasarnya banyak yang mengalami penurunan. Di Kota Medan, sebagai kota penyumbang inflasi terbesar, harga sejumlah kebutuhan pokok itu mengalami penurunan, namun untuk cabai masih mengalami kenaikan. Katakanlah cabai merah rata rata naik sebesar 10 persen dibandingkan dengan bulan Juni sebelumnya.

Jika dibulan Juni, harga cabai merah itu dikisaran 76 ribuan, dibulan ini rata rata harganya 84 ribuan. Hari ini, Selasa (26/7/2022), harga cabai merah masih stabil dikisaran 80 ribuan per kilogram. Untuk cabai rawit di bulan Juli harganya rata rata naik 42 persen. Namun , pada Juni lalu harga cabai rawit berada dikisaran angka 52 ribuan per kilogram, dan pada Juli dijual dikisaran 74 ribuan per kilogram.

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, tetapi pada hari ini, harga cabai rawit dijual dikisaran Rp50.000 per kilogram. Artinya cabai rawit ini tengah membentuk tren penurunan harga. Disamping itu, sejumlah harga yang mengalami kenaikan tersebut, masih ada beberapa harga kebutuhan pokok yang mengalami penurunan. Yakni bawang merah yang rata rata turun 5 persen (saat ini dikisaran 40 ribuan per kilogram), bawang putih anjlok sekitar 12 persen dengan harga Rp12.000 per kilogram.

"Selanjutnya minyak goreng curah anjlok sekitar 20 persen dengan kisaran Rp12.000 per kilogram, gula pasir turun sekitar 4.5 persen (harganya 13 ribuan per kilogram) dan daging ayam anjlok sekitar 10 persen sekitar Rp29.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Pada dasarnya jika tidak ada gejolak harga lainnya selain harga bahan pangan yang saya sebutkan tadi, maka Sumut pada dasarnya berpeluang mencetak deflasi atau hanya inflasi rendah di bulan ini," kata Gunawan di Medan.

Gunawan menuturkan, namun ada kenaikan sjeumlah kebutuhan pokok yang dipicu oleh kenaikan bahan baku dari luar seperti gandum, ditambah dengan kenaikan tarif dasar listrik untuk golongan masyarakat tertentu. Secara keseluruhan ia memperkirakan inflasi di Sumut akan lebih rendah dari 0.26 persen dibulan Juli ini. Artinya inflasi di Sumut rendah dan terkendali.

"Jika tidak ada variable diluar perkiraan yang mengganggu harga kebutuhan masyarakat Sumut, maka besar kemungkinan Agustus nanti Sumut akan mencetak deflasi. Kita harapkan harga cabai dan bawang merah bisa turun lebih dalam lagi. Sebab, harganya saat ini kemahalan. Masa panen akan mulai terjadi di akhir Agustus mendatang, dan ini tentunya akan mengurangi tekanan harga di masyarakat," jelasnya.

Lebih lanjut, ada beberapa harga kebutuhan lain yang perlu kita cermati. Yakni harga yang terbentuk dari tekanan eksternal. Sejumlah harga komoditas seperti gandum, kedelai, daging dan sejumlah komoditas lainnya masih bertahan mahal sejauh ini. Kita masih harus mewaspadai kemungkinan produk turunan dari bahan baku tersebut akan mengakibatkan kenaikan sejumlah harga di tanah air.

Seperti mie instan, tepung, roti, biskuit, gorengan, susu, tahu dan tempe serta sejumlah produk turunan lainnya. Jadi tugas pengendalian inflasi belum selesai. Masih ada sejumlah variable lain yang berpotensi memicu inflasi. Tetapi inflasi di bulan Juli ini akan menjadi kabar baik bagi pengendalian inflasi di bulan selanjutnya. "Saya menilai laju kenaikan harga kebutuhan pokok di Sumut sudah berada pada puncaknya dan berpeluang turun nantinya," ujar Gunawan.

Editor : Jafar Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut