PELAKU bisnis air mineral palsu nekat memasukkan borak dan tawas agar terlihat jernih ke dalam botol kemasan.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sendiri sudah sering mengingatkan agar masyarakat berhati-hati terhadap air mineral palsu. Apalagi para pelaku bisnis air mineral palsu baik galon dan botol, sudah tahu cara membuat galon dan botol serta segel merek ternama terlihat seperti baru.
“Penelitian YLKI juga menunjukkan banyak beredar air minum kemasan yang tidak memenuhi standar air minum,” kata Pengurus Harian YLKI, Eliyani, Minggu, (24/7/2022).
“Betapa bahayanya kalau air mineral yang paling banyak dikonsumsi masyarakat mudah sekali dipalsukan. Tutupnya dijual di mana-mana dan sama persis dengan tutup yang asli, sehingga masyarakat sulit membedakan mana yang asli dan yang palsu," kata Eliyani.
Nah, agar tidak tertipu dalam memilih air mineral, YLKI memberikan tips kepada masyarakat untuk memastikan keamanan air mineral yang dibeli:
1. Secara fisik, air mineral palsu berwarna agak keruh. Konsumen sebaiknya mengocok air terlebih dahulu. Jika warna berubah setelah dikocok, misalnya terlihat lebih keruh, maka sebaiknya tidak perlu diminum.
2. Bau air mineral asli dan palsu juga berbeda. Air mineral asli tidak berbau, sedangkan air mineral terkontaminasi akan menimbulkan bau tidak biasa.
3. Air mineral palsu rasanya lebih kesat. Di langit-langit mulut juga akan terasa ada seperti debu-debu yang menempel.
4. Konsumen perlu lebih teliti untuk mengecek tanggal kedaluwarsa dan izin produksi. Jangan terjebak dengan merek dagang besar, dan pastikan tutup tak bocor.
Lantas, dari sisi produsen apa saja langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah kasus-kasus pemalsuan air mineral dalam kemasan agar tidak terus berulang?
Menurut salah seorang praktisi air kemasan, salah satu tindakan pencegahan pemalsuan air mineral yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi perlindungan kemasan dan menambahkan segel tutup galon atau botol yang sulit ditiru.
Sementara itu, berdasar catatan kepolisian, setidaknya sudah seringkali terjadi penggerebekan komplotan pengoplos air minum isi ulang, beberapa di antaranya antara lain penggerebekan di Bantul (2011), Kota Depok (2016), Tangerang Selatan (2017), Tangerang (2018), Pandeglang (2018), Magetan (2020), dan Cilegon (2022).
Ibarat puncak gunung es, komplotan yang masih beroperasi mungkin jumlahnya jauh lebih besar lagi.
Editor : Odi Siregar