JAKARTA, iNews.id - Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres), Marsekal Pertama TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko, menceritakan kisahnya selama bertugas menangani konflik di sejumlah daerah.
Wahyu Hidayat mengecap hidup penuh ketegangan ketika menjadi bagian dari pasukan elite TNI AU, Paskhas kini berubah nama menjadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).
Saat itu dia ikut terjun dalam penanganan konflik di Aceh, kerusuhan di Ambon, gejolak di Timor Timur, konflik di Papua, serta guncangan keamanan di berbagai sudut Indonesia lainnya.
Tas selalu siap untuk dibawa pergi bertugas. Bahkan, kalau bisa, pakaian bertugas pun selalu melekat pada tubuh karena dirinya harus selalu di dalam kondisi siaga. Tidak ada yang tahu kapan kerusuhan akan meledak dan panggilan untuk bertugas dapat datang sewaktu-waktu.
Terlebih, saat itu personel pasukan elite TNI AU tidak terlalu banyak, hanya 2.000 orang. Situasi tersebut mengakibatkan Wahyu kerap harus meninggalkan istrinya, Neneng Roheni dokter gigi PNS di TNI AU untuk bertugas.
Editor : Odi Siregar