get app
inews
Aa Text
Read Next : Anak Kampung Itu Dipercaya Komandoi Batalyon 469 Kopasgat Lanud Suwondo

Kisah Haru Danpaspampres Sering Tinggalkan Keluarga Demi Tugas Negara, Sempat Dipanggil Om oleh Anak

Selasa, 19 Juli 2022 | 10:30 WIB
header img
Marsekal Pertama TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko, Kopaskhas yang kini menjabat Danpaspampres. (Foto: Antara).

JAKARTA, iNews.id - Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres), Marsekal Pertama TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko, menceritakan kisahnya selama bertugas menangani konflik di sejumlah daerah.

Wahyu Hidayat mengecap hidup penuh ketegangan ketika menjadi bagian dari pasukan elite TNI AUPaskhas kini berubah nama menjadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat). 

Saat itu dia ikut terjun dalam penanganan konflik di Aceh, kerusuhan di Ambon, gejolak di Timor Timur, konflik di Papua, serta guncangan keamanan di berbagai sudut Indonesia lainnya.

Tas selalu siap untuk dibawa pergi bertugas. Bahkan, kalau bisa, pakaian bertugas pun selalu melekat pada tubuh karena dirinya harus selalu di dalam kondisi siaga. Tidak ada yang tahu kapan kerusuhan akan meledak dan panggilan untuk bertugas dapat datang sewaktu-waktu.

Terlebih, saat itu personel pasukan elite TNI AU tidak terlalu banyak, hanya 2.000 orang. Situasi tersebut mengakibatkan Wahyu kerap harus meninggalkan istrinya,​​​​​​ Neneng Roheni dokter gigi PNS di TNI AU untuk bertugas. 

Neneng juga tak pernah meninggalkan Wahyu. Saat mengandung anak pertama pun, Neneng lebih memilih tinggal di rumah dinas meski sendirian, ketimbang pulang ke rumah orangtuanya.

“Saya melewatkan kelahiran anak pertama saya. Saat yang kedua lahir juga saya nggak nungguin,” ujar Wahyu di Jakarta.

Tekanan ketika berpisah dari keluarga merupakan salah satu penyebab gundah yang dia rasakan saat bertugas. Dalam situasi seperti itu, Sang Istri menjadi sosok yang menenangkan bagi Wahyu. Neneng Roheni merupakan sosok yang tangguh dan mandiri, begitulah Wahyu menggambarkan istrinya.

Ketika Wahyu bertugas di Aceh, tidak pernah sedetik pun Neneng melepaskan pantauannya dari anak mereka. Neneng merawat anak mereka tanpa bantuan asisten rumah tangga (ART), hingga akhirnya Wahyu meminta saudaranya yang saat itu berada di Yogyakarta untuk membantu Neneng yang berada di Malang, Jawa Timur.

Didampingi oleh sosok yang tangguh menguatkan Wahyu untuk melalui berbagai tantangan yang dia hadapi sepanjang kariernya sebagai seorang anggota TNI Angkatan Udara. Oleh karenanya, dia sungguh merasa beruntung memiliki Neneng Roheni di sisinya.

“Di mana ada pria yang sukses, di belakangnya pasti ada wanita yang hebat,” katanya.

Ketika Wahyu pulang dari bertugas, anak pertamanya sudah bisa berjalan. "Saya dipanggil Om," ucapnya.

Editor : Odi Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut