JAKARTA, iNews.id - Jenderal (Purn) Leonardus Benyamin (LB) Moerdani atau Benny Moerdani diketahui memiliki pengalaman bertempur sejak usia 13 tahun. Benny juga dikenal sebagai tokoh militer yang mempunyai segudang pengalaman di medan perang.
Pengalaman tempurnya mulai dari melawan penjajah di masa revolusi kemerdekaan hingga penumpasan pemberontakan bersenjata. Mulai dari mengatasi PRRI/Permesta, DI/TII, pembebasan Irian Barat, ganyang Malaysia di pedalaman Kalimantan hingga penumpasan G30S/PKI.
Dikutip dari buku "Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani, Dia Tak Bisa Dibeli dengan Uang", Benny saat masih berusia belasan tahun pernah menyusup ke markas Belanda sebagai mata-mata. Meski taruhannya sangat berat karena nyawanya bisa melayang jika ditangkap, Benny yang fasih berbahasa Belanda tidak gentar dan bisa menjalankan tugasnya sebagai mata-mata dengan baik.
Sepak terjang Benny di dunia militer membuat dirinya selalu diperhitungkan. Bahkan Belanda pernah menawarkan hadiah menggiurkan bagi siapa saja yang bisa menangkap Jenderal Kopassus itu hidup atau mati.
Hal itu terjadi saat Benny melaksanakan Operasi Naga di Irian Barat atau Papua. Benny yang saat itu berpangkat Kapten ditugaskan untuk menggagalkan rencana Belanda mendirikan negara boneka di Papua.
Benny diterjunkan di daerah Merauke dengan tujuan memecah konsentrasi pasukan Belanda yang berkekuatan sekitar 10.000 orang di Biak. Di sana Benny harus berhadapan dengan pasukan elite Belanda yaitu Koninklijke Mariniers.
Pada 23 Juni 1962 pukul 03.00 WIT, sebanyak 213 prajurit Kopassus diterjunkan dari tiga pesawat C-130 Hercules di atas Papua. Namun operasi itu bocor oleh siaran radio Australia. Akibatnya operasi ini tak berjalan sesuai rencana karena Belanda melakukan penyergapan dan pengadangan.
Editor : Odi Siregar