JAKARTA, iNews.id- Pegiat IT, Hasbil Mustaqim Lubis, mengatakan jika setiap orang perlu mewaspadai jejak digital untuk karir masa depan. Dia mengatakan jejak digital adalah rekam data digital yang tertinggal dengan sengaja atau tanpa sengaja di dunia digital seperti media sosial, website, email, data profil, dan sebagainya.
"Jejak digital dapat mengungkapkan begitu banyak hal mengenai diri seseorang yang berasal dari aktivitasnya di internet. Jejak digital digunakan untuk membangun gambaran profil yang sesuai dengan lokasi, kelompok, perilaku, dan minat seseorang," ujarnya dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator, Selasa (27/4).
Hasbil mengatakan jejak digital memiliki peran penting di dunia kerja karena sering digunakan sebagai tolak ukur HR dalam menyeleksi kandidat. Menurut Kominfo, beberapa parameter yang digunakan untuk melihat calon karyawan antara lain adalah sosial media, foto-foto, interaksi yang dilakukan, serta lingkaran pertemanan.
"Maka dari itu, setiap orang diharapkan dapat berhati-hati dan waspada dalam menggunakan internet agar memiliki jejak digital yang baik agar tidak merugikan karirnya di masa depan," ungkapnya.
Habsil juga memberikan beberapa langkah-langkah untuk menjaga jejak digital di internet agar tetap baik dan bersih. Pertama adalah selalu periksa ketersediaan informasi pribadi di internet.
"Masukkan nama di kolom pencari dan lihat apakah ada identitas diri di dalamnya. Kedua adalah menghapus email dan berhenti berlangganan mailing list atau newsletter. Berhenti berlangganan tersebut dapat menghentikan tersebarkan info pribadi lebih banyak," terangnya.
Terakhir tentunya perlu kesadaran diri untuk memikirkan ulang setiap konten yang disebarkan di internet. Diharapkan setiap orang selalu mengecek kembali informasi yang ditulis agar tidak menyebarkan kebencian atau berita bohong.
"Apabila individu memiliki jejak digital yang negatif di internet, individu tersebut dapat menghapus dan mengnonaktifkan akun media sosial, akun email, cookie dan akun belanja. Dengan menghapus hal-hal tersebut, maka jejak digital yang ada di internet akan ikut terhapus bersamaan dengan dihapusnya akun media digital tersebut. Dengan beberapa langkah dan saran berikut ini, diharapkan setiap orang mampu lebih waspada untuk menjaga jejak digitalnya agar tidak terdampak secara negatif karirnya di masa depan nanti," bebernya.
Sementara itu, Wakil ketua komisi I DPR RI, H. Anton Sukartono Suratto, mengatakan jika pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir yaitu 54,25% dari jumlah total populasi penduduk Indonesia pada tahun 2018. Pada tahun 2022, angka pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 204,7 juta pengguna dari jumlah penduduk 277,7 juta orang, yang artinya pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 73,7% dari total penduduk Indonesia.
Dalam menggunakan internet tersebut, setiap pengguna meninggalkan jejak digital atau riwayat penggunaan media digital yang dapat dilihat kembali oleh orang lain. Beberapa contoh jejak digital antara lain penyebaran foto atau video, komentar yang diberikan di sosial media, atau informasi yang dituliskan di sosial media. Dengan segala informasi yang ada, jejak digital dapat membantu meningkatkan atau justru merusak reputasi seseorang dan menghambat karir di masa depan, karena 70% perusahaan melakukan riset mengenai calon karyawan dan pegawainya melalui internet.
"Maka dari itu, penting bagi setiap individu untuk berhati-hati dalam menggunakan internet dengan harapan agar dapat memiliki jejak digital yang baik dan bersih,"tuturnya.
Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, mengatakan jika pengguna sosial media di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2,1 juta jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan penggunaan sosial media tersebut disertai dengan peningkatan resiko di dunia digital seperti hoax, cyberbullying, dan penipuan digital.
Editor : Ismail
Artikel Terkait
