MEDAN, iNewsMedan.id - Penunjukan Ahmad Doli Kurnia Tandjung sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Ketua DPD Golkar Sumatera Utara (Sumut) memicu kritik tajam. Kebijakan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, dinilai lebih mengutamakan kepentingan kelompok tertentu dibandingkan keberlangsungan internal partai di daerah.
Pengamat politik, Bakhrul Khair, menyatakan pergantian posisi Musa Rajekshah kepada Ahmad Doli Kurnia tersebut sarat dengan muatan politis untuk menyelamatkan figur di luar struktur partai. Ia mengingatkan Bahlil agar tetap konsisten membesarkan partai dan tidak terjebak dalam kepentingan pribadi.
"Kalau kita lihat ini adanya isu yang berkembang adanya kekuatan di luar Golkar yang ingin mendudukkan seseorang menjadi pengganti dengan melibatkan orang dalam kita memberikan saran ke ketum Bahlil banting setir untuk tidak ikut serta menyelamatkan seseorang di Sumut dengan tukar kepala di tubuh Golkar Sumut," ujar Bakhrul, Senin (22/12/2025).
Bakhrul menilai konflik yang terjadi di tubuh Golkar Sumut mengarah pada praktik politik balas budi. Padahal, menurutnya, Golkar Sumut telah membuktikan kualitasnya dengan meraih kemenangan pada Pemilu 2024 lalu.
"Masyarakat sudah tahu pastinya siapa orang yang mau diselamatkan di Sumut. Bukan lagi bicara tentang Musda Golkar Sumut, tetapi kepentingan pribadi dan kelompok," jelasnya.
Ia juga berharap Ahmad Doli Kurnia selaku Plt. Ketua dapat bertindak objektif tanpa dipengaruhi oleh faksi-faksi tertentu. Bakhrul menegaskan bahwa upaya menghambat kader terbaik di daerah hanya akan merugikan partai di masa depan.
"Menggagalkan kader terbaik untuk maju adalah bukti bahwa seseorang tersebut merasa terganggu dan tidak ingin Partai Golkar besar di Sumatera Utara, sehingga dapat menyaingi popularitas para pengurus di DPP," ungkap Bakhrul.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait
