MEDAN, iNewsMedan.id – Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi saat kapal perang Amerika Serikat, USS Liberty, diserang secara brutal oleh sekutunya sendiri, Israel, di perairan internasional dekat Semenanjung Sinai.
Insiden mematikan ini merenggut nyawa 34 prajurit AS dan melukai lebih dari 70 lainnya, meninggalkan noda hitam dalam hubungan kedua negara.
Insiden maut ini terjadi pada 8 Juni 1967, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, Kapten William L. McGonagle menyaksikan pesawat tempur Israel mendekat dan langsung menghujani USS Liberty dengan tembakan, tanpa peringatan. Sembilan awak kapal tewas seketika, dan puluhan lainnya terluka, termasuk Kapten McGonagle.
Tak lama kemudian, beberapa kapal torpedo Israel ikut menyerang. Satu tembakan meriam dan lima torpedo diluncurkan, dengan satu torpedo menyebabkan ledakan dahsyat yang menewaskan 25 awak tambahan. Total korban jiwa mencapai 34 prajurit, dan kapal USS Liberty rusak parah, nyaris tenggelam.
Kesalahan Fatal di Tengah Perang Enam Hari
Militer Israel awalnya yakin menyerang kapal musuh. Namun, keraguan muncul ketika USS Liberty tidak memberikan perlawanan berarti. Kebenaran terungkap saat lambang Angkatan Laut AS terlihat jelas di salah satu sekoci penyelamat: mereka telah menyerang kapal sekutu.
Insiden ini terjadi di tengah Perang Enam Hari antara Israel dan negara-negara Arab. USS Liberty dikirim AS dalam misi intelijen rahasia, berlayar sendirian tanpa pengawalan atau identitas mencolok, dan keberadaannya tidak diinformasikan kepada Israel.
Israel, yang mencurigai adanya kapal asing tak dikenal di perairan tertutup dan menerima laporan serangan terhadap pasukannya, keliru mengidentifikasi USS Liberty sebagai kapal Mesir.
Respons AS dan Dampak Jangka Panjang
Washington bereaksi keras saat mengetahui serangan ini. Setelah terkonfirmasi pelakunya adalah sekutu sendiri, kemarahan pun memuncak. Israel kemudian mengakui kesalahan dan menawarkan kompensasi USD12 juta kepada keluarga korban.
Meskipun Presiden Lyndon B. Johnson menerima permintaan maaf, banyak pihak merasa AS tidak cukup tegas. Tragedi USS Liberty adalah serangan pertama terhadap kapal militer AS sejak Perang Dunia II, dan banyak yang berpendapat respons AS seharusnya lebih keras jika pelakunya adalah negara lain. Kasus ini tetap menjadi pengingat pahit akan kompleksitas aliansi dan risiko misi rahasia.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait