LCE 1-Minute Film Festival, Berikan Ruang Ekspresi Untuk Keresahan dan Kesehatan Mental

Mayfazri
LCE 1-Minute Film Festival sukses digelar di CGV Focal Point Medan, Jumat (25/4/2025). (Foto: Istimewa)

Sebelum festival ini lahir, para guru di LCE Training Center sudah lebih dulu menjadi pendengar. Menjelang akhir tahun lalu, mereka menerima banyak curhat dari siswa, tentang rumah yang tidak nyaman, sekolah yang membebani, hingga hubungan sosial yang melelahkan.

Ike Tresiani, Co-Founder LCE Training Center sampaikan Ide festival ini lahir karena banyak siswa ingin didengar, “Kami beri pelatihan konseling kepada guru, agar bisa lebih memahami siswa. Dari konselor dan psikolog, kami disarankan memberi ruang ekspresi. Karena siswa-siswi kami kreatif, akhirnya lahirlah festival ini.”

Bukan pertama kali LCE membuat festival film, namun tahun ini ada yang berbeda. Jika dulu durasinya 10–15 menit, kini mereka menyesuaikan dengan karakter generasi Z yang lebih menyukai konten pendek. “Film satu menit terbukti bisa menyampaikan pesan yang kuat, jika dibuat dari hati,” ujar Ike.


LCE 1-Minute Film Festival sukses digelar di CGV Focal Point Medan, Jumat (25/4/2025). (Foto: Istimewa)
 
Philip Galung, Founder & CEO LCE Training Center, menambahkan bahwa kebebasan menjadi kunci dari proses kreatif festival ini. Para siswa diberi kebebasan memilih tema, membentuk kelompok sendiri, dan memproduksi film mereka bersama siapa pun yang mereka pilih, teman, keluarga, bahkan tetangga.

“Kami hanya fasilitator. Mereka yang punya suara, dan film adalah medianya,” ucap Philip.

Malam itu, film Fake oleh Lucky Group dinobatkan sebagai Best Film. Silhouetted menyabet dua penghargaan, Best Cinematography dan Audience Choice Award. Vio terpilih sebagai Best Director lewat Another Chance to Live, sementara Hakim dan Vresli memenangkan Best Actor dan Best Actress masing-masing melalui Precious Self dan Silent Battle.

Namun kemenangan bukan segalanya. Yang lebih penting, semua peserta telah menang lebih dulu, karena berani menyuarakan apa yang mereka rasakan. Di tengah panggung, di antara tepuk tangan, para siswa tampak tak hanya senang, tapi juga lega.

Festival ini tak hanya dihadiri siswa dan guru, tapi juga tokoh publik yang peduli. Beberapa tamu undangan seperti Dr. Fakhrur Rozi, M.I.Kom dari Pimpinan Redaksi Kaldera, Mathias dari Yayasan NLM, Okky Chandra, dan Nadya Pinem selaku KOL turut hadir memberi semangat.

Acara ditutup dengan perayaan ulang tahun LCE Training Center yang ke-16. Bukan sekadar seremoni, tapi simbol komitmen lembaga ini untuk terus menjadi ruang aman bagi para siswa, tempat di mana suara mereka tidak hanya didengar, tapi juga dirayakan.

Karena kadang, satu menit bisa menjadi cukup untuk menyelamatkan seseorang. Dan malam itu, delapan film membuktikan hal tersebut.

Editor : Chris

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network