Event ini bukan hanya jadi batu loncatan, tapi juga bukti bahwa usaha kecil pun bisa melangkah jauh jika punya niat dan keberanian. "Saya harap ditahun depan saya dapat kesempatan lagi untuk bisa ikut program BRI EXPO berikutnya," ungkapnya.
Untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, Anita memaksimalkan pemasaran produknya secara daring melalui berbagai platform media sosial. Lewat akun @animers.craft di Instagram, Facebook, dan WhatsApp, ia rutin membagikan foto-foto karyanya yang detail dan estetik, dari boneka amigurumi hingga tas dan pakaian rajut. Setiap unggahan tak hanya menampilkan produk, tapi juga menyiratkan cerita dan proses kreatif di baliknya, membuat pengikutnya merasa lebih dekat dan terlibat secara emosional.
Tak hanya mengandalkan media sosial, Anita juga memanfaatkan peluang pemasaran secara offline. Beberapa produknya kini bisa ditemukan di area Hak Market di Bandara Kualanamu, menjangkau para wisatawan dan pelancong yang mencari oleh-oleh unik dari Medan. Selain itu, ia aktif mengikuti berbagai bazar dan pameran, seperti di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) dan kegiatan yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UMKM. Bagi Anita, setiap kesempatan untuk tampil di ruang publik adalah momen berharga untuk memperkenalkan Animers Craft kepada lebih banyak orang dan memperluas jaringan.
Tahun 2025 bukan tahun yang mudah bagi para pelaku UMKM, termasuk Anita. Kondisi ekonomi yang lesu berdampak langsung pada penjualan. “Produk rajutan bukan kebutuhan primer, jadi memang terasa agak sepi,” ungkapnya jujur.
Editor : Chris
Artikel Terkait