Hoegeng pun hanya mengangguk. “Siapa namamu?” bentak seorang tentara itu.
“Saya Hoegeng,” jawabnya.
Namun, si tentara merasa malu setelah melihat wajah Hoegeng. Si tentara itu pun meminta diturunkan walaupun belum sampai di tempat tujuannya.
“Mengapa harus turun di sini? Mari Hoegeng antar ke tempat tujuan,” kata Hoegeng.
Namun, si tentara tak menjawab dan justru terburu-buru turun sambil mengucapkan terima kasih tanpa berani melihat wajah Hoegeng lagi.
Hoegeng di meja kerjanya saat menjadi Kapolri. Foto: Dok. Keluarga Hoegeng
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait